Peneliti Tiongkok Sebut Virus Corona Telah Bermutasi Jadi 30 Jenis Berbeda

- 22 April 2020, 21:19 WIB
ILUSTRASI pengujian lab.*
ILUSTRASI pengujian lab.* /Pixabay/

PIKIRAN RAKYAT - Studi terbaru di Tiongkok mengatakan bahwa virus corona yang kini telah menyebar ke penjuru dunia telah bermutasi setidaknya menjadi 30 jenis yang berbeda.

Beberapa di antara mutasi itu disebut memiliki kompilasi yang sangat mematikan dalam kasus pandemi virus corona ini.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari New York Post, penelitian ini dilakukan oleh Profesor Li Lanjuan dan rekan-rekannya dari Universitas Zhejiang di Hangzhou, Tiongkok, diterbitkan pada layanan pracetak medRxiv.org pada Minggu, 19 April 2020.

Baca Juga: Nicholas Saputra Ajak Masyarkat Belajar Hadapi Perubahan Iklim dari Masyarakat Desa 

Para peneliti menganalisa strain dari 11 pasien virus corona yang dipilih secara acak dari Hangzhou.

Di mana terdapat 1.264 kasus yang dilaporkan dan kemudian menguji seberapa efisien mereka dapat menginfeksi dan membunuh sel manusia.

Anehnya, tim peneliti menunjukan beberapa mutasi paling mematikan di Zhejiang, tempat universitas itu berada.

Mutasi ini juga telah terlihat di beberapa negara Eropa yang terdampak paling parah seperti Italia dan Spanyol, sebelum akhirnya menyebar ke pusat Amerika Serikat yaitu New York.

Baca Juga: Sinopsis The Expendables, Aksi Berbahaya yang Bikin Tegang Tayang Malam Ini 

"Sars-CoV-2 telah memperoleh mutasi yang mampu secara substansial mengubah patogenisitasnya," kata Profesor Li Lanjuan.

Pada Rabu 22 April 2020, virus corona telah menginfeksi lebih dari 819.321 orang di Amerika Serikat dan menewaskan sedikitnya 45.536.

Lebih dari empat juta tes telah dilakukan di AS tetapi para ahli percaya bahwa jumlah tersebut harus lebih ditingkatkan untuk membuka kembali kehidupan masyarakat.

Tim peneliti Li Lanjuan menemukan bahwa beberapa jenis virus yang paling agresif mampu menghasilkan 270 kali viral load sebagai jenis yang terlemah, selain itu galur agresif membunuh sel manusia tercepat.

Baca Juga: Sinopsis Oldboy, Sisi Kelam Manusia Tentang Balas Dendam yang Tayang Malam Ini 

Sementara itu mutasi yang lebih ringan adalah varietas yang sebagian besar ditemukan di AS, termasuk negara bagian Washington, yang mungkin merupakan strain dari Wuhan.

Namun para peneliti mengingatkan bahwa mutasi yang lebih ringan tidak menutup kemungkinan memberikan risiko kematian yang rendah juga.

Pasalnya, di Zhejiang terdapat dua pasien yang berusia 30 tahun dan 50 tahun, keduanya mengalami sakit parah setelah tertular strain yang lebih lemah.

Meski pada akhirnya dapat kembali pulih, akan tetapi pasien yang lebih tua harus mendapatkan perawatan intensif di unit perawatan intensif rumah sakit.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: New York Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah