Darah Pasien Virus Corona Marak Dijual di Pasar Gelap sebagai Vaksin Palsu Covid-19

- 2 Mei 2020, 15:04 WIB
ILUSTRASI kantong darah berupa plasma darah.*
ILUSTRASI kantong darah berupa plasma darah.* /Pixabay/

PIKIRAN RAKYAT - Beberapa kantong darah yang diambil dari orang yang terinfeksi virus corona kini diketahui telah dijual di pasar gelap sebagai vaksin palsu.

Para pelaku tampaknya dengan sengaja ingin mengeksploitasi pandemi virus corona dengan menjual darah-darah tersebut.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari situs Daily Star, pada Sabtu, 2 Mei 2020, Lembaga Kriminologi Australia mengatakan darah hanyalah satu dari ratusan produk yang digadang-gadang bisa menjadi "vaksin sementara" untuk virus.

Dalam sebuah situs, darah itu dijual dengan vaksin palsu lainnya seharga 13.000 dolar AS atau setara Rp 193 juta, dengan target ribuan orang yang panik dan ketakutan.

Baca Juga: Banjir Rendam 21.000 Rumah di Kabupaten Bandung Hingga Sabtu 2 Mei 2020 

Sejumlah besar APD (Alat Pelindung Diri), termasuk masker N95, sarung tangan bedah, dan pakaian pelindung juga dijual di sana.

Obat anti-malaria, hydroxychloroquine, dan chloroquine pernah dipercaya bahwa khasiatnya dapat menyembuhkan orang yang terinfeksi virus corona.

Seorang peneliti, Rod Broadhurst mengatakan bahwa darah itu bisa disuntikan kepada orang yang mungkin berisiko terkena virus corona.

"Saya pikir ini adalah metode vaksinasi pasif, di mana plasma darah pasien Covid-19 yang pulih diambil untuk dijadikan antibodi dan kemudian digunakan untuk disuntikan ke seseorang yang berisiko terkena virus," katanya.

Baca Juga: Perempuan Transgender Membakar Diri, Protes Nasib PSK Saat Lockdown Tekait Pandemi Corona 

CONTOH dagangan ilegal yang dimanfaatkan para oknum.*
CONTOH dagangan ilegal yang dimanfaatkan para oknum.*

Dari 645 vendor yang ditemukan menjual produk palsu oleh AIC (Akaike Information Criterion), 394 di antaranya berada di AS.

39 penjual bermarkas di Uni Eropa, 17 di Inggris, dan tiga di Tiongkok dan Australia - serta negara-negara lain yang masuk dalam daftar.

AIC mengatakan bahwa iklan cukup menarik mencakup pesan-pesan yang menjanjikan, seperti vaksin virus corona bisa menyembuhkan infeksi dalam semalam.

Kelompok analis Ghost Data mengatakan lebih dari 10.000 akun Instagram - banyak yang terhubung dengan Tiongkok - ditemukan menjual produk palsu yang berhubungan dengan Covid-19.

Baca Juga: Marak Napi Asimilasi Kembali Berulah Pascabebas, Pakar Hukum Beberkan 3 Konsekuensinya 

"Bagi sebagian orang di luar sana, pandemi ini adalah peluang kriminal di mana mereka dapat memanfaatkan ketakutan dan terbatasnya logistik medis," kata Broadhurst.

Pihaknya mengatakan bahwa hal ini akan terus bertambah dari yang saat ini berhasil ditemukan dan mereka akan terus memantau pergerakan hingga menemukan celah untuk mematikan akun-akun penjual vaksin palsu itu.

"Kami menemukan vaksin yang tidak aman, antivirus yang digunakan ulang, dan cukup banyak PPE (Personal Protective Equipment) massal di situs gelap jual beli," ujarnya.

Di antara produk berbahaya yang dijual, produk biosekuriti adalah yang paling berbahaya karena beberapa dibuat seolah-olah telah lolos uji coba.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Daily Star


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah