Rusia Keluarkan Ancaman Nuklir Mengerikan, Hubungan Erdogan dan Putin Dikabarkan Rusak

- 1 Maret 2022, 21:13 WIB
Hubungan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) tampaknya runtuh usai ancaman nuklir Rusia memicu kepanikan NATO terkait konflik di Ukraina.
Hubungan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) tampaknya runtuh usai ancaman nuklir Rusia memicu kepanikan NATO terkait konflik di Ukraina. /REUTERS/Sergei Karpukhin

PR BEKASI – Hubungan antara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dikabarkan telah runtuh.

Hal tersebut terjadi setelah Vladimir Putin mengeluarkan ancaman nuklir Rusia yang memicu kepanikan NATO.

Diketahui, Vladimir Putin saat ini telah memerintahkan militer Rusia untuk menempatkan pasukan pencegahan nuklir dalam siaga tinggi di tengah persaingan yang semakin masif Ukraina.

Ancaman nuklir Rusia tersebut telah membuat seluruh anggota NATO dibuat merinding, salah satunya adalah Turki.

Baca Juga: Ada Pekerjaan Detour Arteri Samping Giant, Dishub Kota Bekasi Terapkan Rekayasa Lalu Lintas

Turki menanggapi hal tersebut dengan menutup Selat Bosporus dan Selat Dardanella untuk mencegah kapal perang Rusia bergerak menuju Laut Mediterania maupun Laut Hitam.

Penutupan perairan utama Turki tersebut terjadi setelah Erdogan membangun hubungan ekonomi yang kuat dengan Vladimir Putin.

Ekonomi Turki diketahui telah mendapat banyak manfaat dari Rusia dalam berbagai hal.

Hubungan energi dan militer keduanya tampaknya berada dalam fase yang baik.

Baca Juga: One Piece 1042, Takdir yang Mengikat Penyandang Nama Inisial D, Perjanjian Joy Boy dan Para Nakamanya

Tapi, sekarang Rusia telah menyebabkan kekacauan di Ukraina, Erdogan mungkin akan berbeda pendapat dengan Putin.

Erdogan mengatakan Turki mendukung hak Ukraina atas wilayahnya dan menyayangkan serangan yang dilancarkan Rusia.

Di bawah pakta internasional 1936 yang memberi Turki kendali atas Selat Bosporus dan Selat Dardanella, Erdogan tampaknya akan membatasi kekuatan Rusia.

Ukraina sebelumnya telah meminta Turki untuk memblokir lebih banyak kapal perang Rusia yang akan memasuki Laut Hitam.

Baca Juga: Viral, The Simpsons Diduga Pernah Prediksi Serangan Rusia ke Ukraina Sejak 1998

Pada bulan Februari, diketahui sudah terdapat 6 kapal perang dan 1 kapal selam milik Rusia yang transit melalui dua selat utama Turki tersebut.

Pengamat politik asal Amerika Serikat, Michael Scott Doran, mengatakan Turki hingga saat ini merupakan negara yang telah berbuat banyak terhadap Ukraina sejak serangan Rusia pada Kamis, 24 Februari 2022 lalu.

“Turki telah berbuat lebih banyak untuk Ukraina daripada hampir semua negara dengan risiko besar untuk dirinya sendiri,” katanya.

“Turki mengimpor gas dari Rusia, dan kedua ekonomi tersebut saling terkait dalam berbagai cara," tuturnya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Express, Selasa, 1 Maret 2022.

Baca Juga: Satelit China Bagikan Kondisi Pangkalan Udara di Ukraina yang Rusak Usai Invasi Rusia

Sementara hubungan militer Rusia dan Turki telah menjadi titik fokus kemitraan, Erdogan tampaknya menunjukkan lebih banyak dukungan untuk tentara Ukraina.

Pada Desember 2021 lalu, Erdogan mencapai kesepakatan untuk memperdalam kerja sama pertahanan dengan Ukraina dengan memasok drone mematikan ke Ukraina.

Tak hanya itu, Ukraina juga membeli setidaknya 20 kendaraan udara tak berawak dari Turki.

Cara Vladimir Putin menanggapi keputusan terbaru Turki untuk mendukung militer Ukraina tersebut masih harus dilihat.

Tetapi, tampaknya hubungan Turki dengan Rusia berada di ujung tanduk karena Erdogan menunjukkan peningkatan dukungan untuk Ukraina.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x