Kabur dari Negara, Seorang Warga Yaman Pasrah Hadapi Perang Lagi di Ukraina

- 3 Maret 2022, 18:59 WIB
Ilustrasi pengungsi Yaman di Ukraina.
Ilustrasi pengungsi Yaman di Ukraina. /Pixabay/Gerd Altmann

PR BEKASI - Setelah melewati satu malam di lokasi perlindungan bawah tanah di stasiun metro Kharkiv saat invasi Rusia ke Ukraina, mahasiswa Yaman Khaled Bin Jaah kembali ke flatnya.

Namun, apa daya, yang ditemukan warga Yaman ini hanyalah gedung dengan api dan asap di sekelilingnya ketika pertempuran Ukraina dan Rusia berkecamuk di jalanan.

"Sekarang situasinya sangat berbahaya,” kata pria Yaman berusia 29 tahun tersebut saat invasi Rusia memasuki hari ketujuh pada Rabu, 3 Maret 2022.

Bin Jaah membagikan foto yang diambil dari flatnya, menampilkan api di jalan terdekat tempat tinggal dan pecahan peluru yang menghancurkan jendela.

Baca Juga: Cek Fakta, Benarkah Ada Hadiah 100 Kemasan Minyak Goreng 1 Kg dari Alfamart?

“Kalau situasi sudah tenang, saya akan ke metro (stasiun). Saya benar-benar terkejut dengan semua yang terjadi di negara yang indah ini yang saya anggap sebagai rumah kedua saya,” kata Bin Jaah.

Dia di Ukraina tengah belajar teknik kedirgantaraan di Institut Penerbangan Kharkiv sebelum akhirnya perang pecah pada pekan lalu.

Kini mimpinya untuk menjadi seorang pilot seolah kandas.

Pasukan Rusia meluncurkan bom di Kharkiv yang dilaporkan menewaskan sedikitnya 25 orang dan melukai sedikitnya 121 orang.

Baca Juga: Trailer Ikatan Cinta Malam Ini, 3 Maret 2022: Masuk Ruang Bersalin, Andin Melahirkan

Hal itu terjadi saat pasukan terjun payung Rusia menyerang kota itu semalam dan pada Rabu pagi.

Bin Jaah mengatakan bahwa adegan, suara, dan bahkan bau pembantaian tersebut menghantuinya, dan menggemakan apa yang dia saksikan di rumahnya di ibu kota Yaman, Sana'a.

Tujuh tahun lalu, dia melarikan diri dari perang saudara di sana dan mencari perlindungan di Ukraina.

Karena itu, ketika Rusia mulai menginvasi Ukraina, keluarganya mengkhawatirkan Bin Jaah, dan dia mengaku sangat merindukan mereka.

Baca Juga: Cek Fakta, Video TikTok Diklaim Tampilkan Penembakan di Ukraina oleh Rusia, Benarkah?

"Saya sangat merindukan mereka. Kakek dan bibi saya meninggal saat mereka menunggu saya kembali. Ini menyakitkan bagi saya,” katanya.

Dia menambahkan bahwa dirinya juga khawatir tentang kerabatnya yang terperangkap dalam perang delapan tahun Yaman yang berlarut-larut.

Jumlah pasti orang Yaman di Ukraina tidak diketahui, tetapi diyakini ada ratusan warga yang tiba di negara tersebut setelah melarikan diri dari konflik pada 2015.

Kedutaan Yaman di Kyiv telah mendaftarkan sekira 300 warganya di negara itu sebelum invasi dimulai.

Baca Juga: 8 Maret 2022 Diperingati Sebagai Hari Perempuan Internasional, Berikut Pilihan Twibbon untuk Sambut Harinya

Sementara penyelenggara komunitas dan sukarelawan online mengatakan mereka telah mengidentifikasi sekelompok 400 warga Yaman.

Lusinan orang diyakini telah meninggalkan Ukraina dan menyeberang ke Polandia dalam beberapa hari terakhir ini.

Tetapi bagi banyak orang Yaman, termasuk Bin Jaah, tidak semudah itu meninggalkan Ukraina.

Mereka seolah ditinggalkan dengan prospek masa depan suram hanya untuk melalui perang lainnya setelah konflik yang bertahan lama di tanah air mereka.

Baca Juga: 4 Zodiak yang Misterius dan Penuh Teka-Teki Menurut Astrologi

"Saya tidak memiliki paspor Ukraina atau tempat tinggal permanen, saya memiliki tempat tinggal sementara dan itu akan berakhir setelah 3 bulan," katanya.

Dia menyampaikan bahwa masalah yang belum terselesaikan ketika mencoba memperbarui paspor Yaman, ditambah dengan kurangnya dokumen membuatnya terhambat mencari perlindungan di negara tetangga.

Beberapa teman Bin Jaah berhasil mencapai perbatasan Ukraina dengan Polandia dan mengatakan kepadanya bahwa mereka dihormati penjaga perbatasan Polandia dan diizinkan masuk ke negara itu.

Pengalaman mereka tidak biasa pasalnya banyak laporan yang mengatakan bahwa pengungsi bukan dari Eropa, terutama Afrika, menjadi sasaran diskriminasi dan pelecehan rasial.

Hal itu terjadi ketika mereka mencoba melarikan diri sehingga mereka diblokir di titik-titik perbatasan, dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Independent.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: Independent


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x