Ibu Hamil Kontraksi Dengar Ledakan Bom Rusia, Rumah Sakit di Ukraina Pindah ke Bungker

- 3 Maret 2022, 20:27 WIB
Kondisi bungker rumah sakit Ukraina yang terkena dampak pengeboman.
Kondisi bungker rumah sakit Ukraina yang terkena dampak pengeboman. /REUTERS/Umit Bektas

PR BEKASI - Para staf bangsal bersalin di rumah sakit Pavlusenko Zhytomyr Ukraina berlindung di bungker di bawah tembakan rudal Rusia.

Perhatian mereka terpusat pada wanita hamil yang mulai melahirkan di lantai tempat perlindungan setelah kejutan ledakan di dekatnya membuat wanita Ukraina itu kontraksi.

Beberapa saat sebelumnya, sirene serangan udara terdengar di kota Ukraina yang membuat lusinan pasien berebut mengambil posisi di bawah tanah.

Mereka yang terlalu lemah untuk bergerak, termasuk pasien Covid-19 yang diisolasi, harus ditinggalkan di lantai atas rumah sakit.

Baca Juga: Ramalan Zodiak 4 Maret 2022: Gemini Akan Mendapatkan Dukungan dari Seseorang di Kejauhan

Sementara itu, seorang anggota staf ditunjuk mempertaruhkan hidup mereka untuk tinggal bersama pasien.

Pejabat rumah sakit mengatakan bahwa serangan udara di Zhytomyr pada 2 Maret 2022 itu telah menghantam pangkalan militer yang berjarak 200 meter dari fasilitas itu.

Ledakan tersebut juga merusak beberapa bangsal secara seriuss, di antaranya ruang bersalin tempat 45 wanita dan 15 bayi yang baru lahir dirawat pada saat itu.

"Pada pukul 22.30 (Selasa malam waktu setempat), sirene memperingatkan kami bahwa ada api yang masuk, jadi kami berlari ke tempat penampungan,” kata Dr Olena Volodymyrivna, kepala sayap bersalin, melalui telepon.

Baca Juga: Spoiler One Piece 1042: Luffy Keluarkan Gomu Gomu No Over Kong Gun, Berhasil Kalahkan Kaido?

“Itu mengerikan, semua bangunan bergetar. Saya merasa seolah-olah tanah dicabik dari bawah kaki kami," ujarnya.

"Semua anak menangis, semuanya, dan ibu, banyak di antaranya baru saja melahirkan, ketakutan," tutur dokter tersebut.

Dia menyampaikan ledakan tersebut mengakibatkan seorang wanita kontraksi hingga harus segera melahirkan di tengah pengeboman, dan membuat ahli anestesi, neonatologi, serta bidan segera bertindak.

“Itu adalah satu-satunya tempat kami dapat mengeluarkan bayinya dengan aman.

Baca Juga: Majelis Umum PBB Menuntut Agar Rusia Menghentikan Perang di Ukraina, Duta Besar Rusia Bantah dan Ajukan Penola

"Dia melahirkan seorang bayi perempuan pada pukul 6 pagi di bawah tanah,” kata Dr Volodymyrivna.

Dilaporkan layanan darurat negata tersebut bahwa ada lebih dari 2.000 warga sipil Ukraina yang menjadi korban tewas sejak invasi Rusia pekan lalu meskipun jumlah tersebut masih belum diverifikasi secara independen.

Layanan darurat Ukraina juga menyampaikan ratusan bangunan termasuk fasilitas transportasi, rumah sakit, taman kanak-kanak, dan rumah telah hancur sejak perang dimulai.

Konflik telah memaksa ratusan ribu orang meninggalkan rumah mereka. Badan pengungsi PBB mengatakan lebih dari 1 juta orang telah meninggalkan Ukraina.

Baca Juga: Prediksi One Piece 1042: Pertempuran Klimaks Terjadi di Wano Kuni saat Gear Terakhir Luffy Keluar

Lembaga itu juga memperingatkan bahwa kemungkinan jumlahnya terus meningkat hingga mencapai 5 juta jika situasi makin memburuk, dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari The Independent.

Penasehat Menteri Dalam Negeri Ukraina, Anton Gerashchenko, mengatakan di Zhytomyr, sebuah kota dekat Kyiv, setidaknya empat orang termasuk seorang anak tewas dalam pemboman Rusia pada Selasa malam.

Ditambahkan olehnya bahwa dalam serangan yang terjadi, beberapa bangunan tempat tinggal pun terbakar, dia meyakini sasaran sebenarnya adalah pangkalan terdekat Brigade Lintas Udara ke-95.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: The Independent


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah