Meski WHO Ungkap Risiko Kematian yang Lebih Tinggi, Uji Coba Hidroksi Klorokuin Akan Tetap Dilakukan

- 27 Mei 2020, 09:15 WIB
Obat Hidroksi Klorokuin
Obat Hidroksi Klorokuin /SBS

PIKIRAN RAKYAT - Institut Penelitian Medis Walter dan Eliza Hall di Australia mengatakan uji coba hidroksi klorokuin yang dilakukannya 'sangat-sangat berbeda' dengan penelitian yang telah dibatalkan.

Para peneliti yang menjalankan uji klinis berbasis di Melbourne mengatakan bahwa keputusan Wolrd Health Organization (WHO) untuk menghentikan uji coba obat tersebut tidak akan berdampak pada penelitian yang dilakukan mereka.

Dikutip oleh pikiranrakyat-bekasi.com dari SBS, Marc Pellegrini yang merupakan seorang peneliti mengatakan bahwa pengujian yang dilakukan pihaknya sangat berbeda dengan yang dilakukan oleh WHO.

Baca Juga: Karena Gelombang Kedua Covid-19 Dikabarkan Jepang dan Tiongkok Lakukan Lockdown Lagi, Simak Faktanya

Dimana penelitian yang dilakukan oleh ia dan rekan-rekannya adalah kepada para peserta yang dinyatakan sehat bukan yang telah terjangkit pandemi COVID-19.

"Uji coba solidaritas WHO adalah dunia yang terpisah dari apa yang kami lakukan. Pahami bahwa itu sangat, sangat berbeda," kata dia.

Pada hari Senin, WHO mengumumkan bahwa mereka menunda untuk melakukan uji coba penggunaan hidroksi klorokuuin karena masalah keamanan.

Baca Juga: Demi Ketahui Gejala Virus Corona, Perusahaan di AS Targetkan Pembuatan Patch Pemantauan Suhu Tubuh

Keputusan penundaan itu dilakukan setelah para ilmuwan Amerika Serikat (AS) dan Swiss melaporkan dalam jurnal The Lancet bahwa hidroksi klorokuin dan obat serupa yakni klorokuin dapat menyebabkan tingkat kematian dan jantung berdebar lebih tinggi.

Marc Pellegrini mengatakan bahwa penulis jurnal The Lancet dengan jelas mengatakan bahwa temuan mereka tidak mempengaruhi uji klinis dalam penggunaan obat sebagai tidakan pencegahan.

"Mereka tentu saja mengatakan studi mereka seharusnya tidak memiliki konsekuensi pada studi yang terkontrol dengam baik melihat hidroksi klorokuin atau obat lain pada orang yang tidak terlalu sakit, dan tentu saja uji coba mereka tidak boleh berdampak pada studi pencegahan seperti kita," ujarnya.

Baca Juga: PBB Dikabarkan Tidak Berikan Bantuan Covid-19 Jika Negara Tidak Legalkan Aborsi, Simak Faktanya

“Jika diberikan dengan resep dokter, obat itu aman. Tapi uji coba dilarikan dan diberikan ad hoc, itu sesuatu yang tidak kami rekomendasikan. Tetapi di bawah pengawasan uji klinis, ini aman.

Hidroksi Klorokuin telah menarik banyak perhatian sejak Presiden Amerika Serikat Donald Trump menggembar-gemborkan obat yang belum terbukti sebagai 'pelindung' potensial terhadap Covid-19.

Pada awal Bulan Mei, Donald Trump menyatakan bahwa dirinya sendiri telah mengkonsumsi obat tersebut.

Baca Juga: Digunakan oleh Pemerintah RI untuk Penyembuhan Virus Corona, WHO Hentikan Uji Coba Obat Klorokuin

Keputusan WHO juga tidak mendorong pemikiran ulang di Brasil, dimana kementerian kesehatan merekomendasikan untuk mengambil obat anti-malaria untuk mengobati COVID-19.

Sama halnya Donald Trump. Presiden Brasil Jair Bolsornaro telah menggembar-gemborkan hidroksi klorokuin bermanfaat terhadap COVID-19.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: SBS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x