Di Tengah Konflik Ukraina, Xi Jinping Tegaskan Ada Hubungan Persahabatan Kokoh dengan Rusia

- 8 Maret 2022, 13:04 WIB
Presiden China Xi Jinping (kanan) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri).
Presiden China Xi Jinping (kanan) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri). /SPUTNIK via Reuters

PR BEKASI - Presiden China Xi Jinping telah menegaskan kembali hubungan persahabatan dengan Rusia di tengah konflik Ukraina akhir-akhir ini.

Dalam pesan yang disampaikan Menteri Luar Negeri China Wang Yi, disebutkan bahwa mereka menantikan prospek kerja sama yang luas dengan Rusia.

Wang mengatakan bahwa hubungan bilateral yang lebih erat dengan Rusia akan membawa manfaat dan kesejahteraan bagi kedua negara.

Pada konferensi pers terkait konflik tersebut, Wang meminta agar kedua belah pihak untuk menyelesaikan perselisihan dengan cara damai melalui dialog dan negosiasi.

Baca Juga: 12 Link Twibbon Hari Musik Nasional 9 Maret 2022, Ramaikan Kegiatannya, Unggah Twibbonnya

Dia juga mengatakan bahwa semua pihak harus menghormati dan melindungi kedaulatan dan integritas teritorial semua negara.

"Kita harus mengakomodasi masalah keamanan yang sah dari pihak-pihak yang terlibat," kata Wang.

Meskipun China telah secara terbuka mengutuk perang, Beijing telah berhenti secara resmi untuk mengkhianati Moskow.

Sebelumnya juga China telah dua kali abstain dari pemungutan suara untuk mengutuk perang di Dewan Keamanan PBB.

Baca Juga: Jadwal Liga Champions 9-10 Maret 2022 Live SCTV, Liverpool vs Inter, Madrid vs PSG

Dengan hal tersebut, China secara diplomatis tetap netral atas konflik yang terjadi.

Wang juga mengatakan bahwa baik Rusia dan Ukraina harus mempertimbangkan perdamaian jangka panjang dan stabilitas kawasan.

Ia juga menekankan pentingnya kedua negara menempatkan arsitektur keamanan Eropa yang seimbang, efektif, dan berkelanjutan.

China siap untuk terus memainkan peran konstruktif untuk memfasilitasi dialog perdamaian dan bekerja sama dengan komunitas internasional untuk melakukan mediasi.

Baca Juga: Studi Sebut Covid-19 Bisa Menyerang Kinerja Otak, Separah Apa Dampaknya?

Sebelumnya juga Beijing telah menawarkan untuk bertindak sebagai mediator dalam konflik dan mengecam sanksi perdagangan dan keuangan terhadap Rusia.

“China mengamati dengan cermat situasi terbaru, dan kami meminta semua pihak untuk menahan diri dan mencegah situasi agar tidak lepas kendali," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China.

Wang juga mengatakan bahwa China tidak ingin melihat krisis Ukraina meningkat, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Express pada Selasa, 8 Maret 2022.

“Negosiasi mungkin tidak berjalan lancar, masyarakat internasional harus tetap bekerja sama dan mendukung pembicaraan bilateral sampai negosiasi mereka membuahkan hasil dan perdamaian disepakati,” kata Menteri Luar Negeri China.

Baca Juga: Jadwal IBL 8 Maret 2022: Ada Satria Muda vs Evos Thunder dan DNA Bima Perkasa vs Pelita Jaya

Berbicara tentang hubungan China-Rusia, Zhao Tong rekan senior di Program Kebijakan Nuklir di Carnegie Endowment for International Peace buka suara.

Ia mengatakan penyelarasan strategis China dengan Rusia didasarkan pada pandangan dunia bersama dan hubungan pribadi.

“Sulit membayangkan China menjatuhkan sanksi atau mengambil posisi kuat terhadap Rusia,” katanya.

Sementara itu, Jude Blanchette dari Pusat Studi Strategis dan Internasional di Washington mengatakan bahwa hubungan itu menjadi kesalahan yang luar biasa.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x