Namun yang pasti Antifa muncul dalam beberapa tahun terakhir untuk menentang sayap kanan tanpa berafiliasi dengan gerakan lain di sayap kiri.
Dalam kegiatannya, Antifa melakukan berbagai kampanye seperti menentang tindakan para pemangku jabatan yang menurutnya mereka otoriter, rasis, homofobik, dan xenofobik.
Meski tak berafiliasi dengan gerakan lain di sayap kiri, faktanya Antifa sering kali bekerja sama dengan jaringan aktivis lokal lainnya yang terlibat dalam suatu demonstrasi seperti saat ini bersama Occupy atau lebih dikenal dengan Black Lives Matter.
Tujuan Antifa yakni berusaha untuk menghentikan tindakan yang mereka kategorikan sebagai rasisme dan sayap kanan dengan alasan membela serta memperjuangkan golongan yang tersingkirkan termasuk ras minoritas seperti anggota komunitas LGBTQ.
Baca Juga: Perjalanan Panjang Lambang Garuda, Hasil Otak-atik Soekarno dan Sultan Hamid II
Selain itu, banyak juga anggota Antifa yang berpartisipasi dalam berbagai kegiatan bermasyarakat dengan jalan damai, tetapi tetap saja bagi sebagian besar mereka percaya bahwa tindak kekerasan adalah jalan yang dapat dibenarkan untuk membela mereka yang tersingkirkan.
Di Indonesia sendiri, kelompok serupa dikenal dengan nama Anarko yang kerap muncul dalam sejumlah aksi demonstrasi di Tanah Air. Gerakannya serupa dengan Antifa di Amerika Serikat.***