Peneliti Sebut Protein Plasma Darah Pasien Virus Corona Diyakini Bisa Prediksi Kondisi Pasien

- 3 Juni 2020, 08:38 WIB
Ilustrasi vaksin*
Ilustrasi vaksin* //Pixabay

PR BEKASI - Beberapa peneliti berhasil memetakan 27 protein penting dari plasma darah pasien Virus Corona atau COVID-19 yang diyakini dapat jadi acuan bagi dokter untuk memperkirakan seberapa parah kondisi para pasien.

Tiga protein yang berhasil dipetakan itu terhubung dengan interleukin IL-6, protein penyebab peradangan dan diyakini dapat jadi penanda untuk gejala penyakit COVID-19 parah.

Dikutip oleh pikiranrakyat-bekasi.com dari Antara Rabu, 3 Juni 2020 dalam hasil penelitian yang dipublikasikan jurnal Cell Systems, Selasa, 2 Juni 2020 peneliti dari Francis Crick Institute di Inggris dan Charite Universitaetsmedizin Berlin di Jerman menemukan masing-masing pasien COVID-19 memiliki kadar protein yang berbeda dalam darahnya bergantung dari tingkat keparahan penyakit yang diderita.

Baca Juga: BMKG: Waspada Hujan Disertai Kilat dan Angin Kencang Berpotensi Landa Wilayah Jabar pada 3 Juni

Petunjuk itu dapat berguna dokter saat memeriksa pasien dan memperkirakan tingkat keparahan penyakit yang diderita, kata para peneliti.

Temuan itu juga dapat menjadi titik tolak baru untuk pengembangan obat COVID-19, penyakit menular yang disebabkan Virus Corona jenis baru atau SARS-CoV-2.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Maret 2020 menetapkan COVID-19 sebagai pandemi.

Baca Juga: Dituding Tak Berempati, Mantan Miss Malaysia Sebut Demonstran #BlackLivesMatter Orang Bodoh

Penyakit itu sejauh ini telah menewaskan lebih dari 374.000 jiwa di seluruh dunia dan menyerang lebih dari 6,7 juta jiwa.

Sejumlah dokter dan para ahli mengatakan pasien COVID-19 mengalami gejala penyakit yang berbeda. Beberapa di antaranya bahkan tidak menunjukkan gejala sama sekali, sementara pasien lainnya membutuhkan perawatan dan sisanya mengalami gejala penyakit parah.

"Adanya tes yang dapat membantu dokter menentukan seorang pasien COVID-19 berpotensi mengalami masa kritis atau tidak sangat penting dilakukan," kata seorang ahli biologi molekuler di Crick Institute, Christoph Messner. Ia merupakan salah satu periset pada studi protein darah pasien COVID-19.

Baca Juga: Berkat TikTok, Pria Tunarungu Kembali ke Pelukan Keluarganya Setelah Hilang 2 Tahun

Ia menjelaskan pemeriksaan semacam itu dapat membantu dokter menangani pasien dengan kondisi kesehatan berbeda. Dokter juga dapat menentukan pasien mana yang paling berisiko dan membutuhkan layanan perawatan intensif.

Tim riset, yang salah satunya diketuai Messner, menggunakan metode spektometri massa (mass spectometry) untuk memeriksa secara cepat keberadaan dan jumlah beberapa jenis protein pada plasma darah dari 31 pasien COVID-19 di rumah sakit Charite, Berlin.

Hasil tes itu kemudian dibandingkan dengan protein pada plasma darah 17 pasien lainnya di rumah sakit yang sama, serta 15 orang yang sehat sebagai pembanding eksperimen.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x