"Tidak ada indikasi bahwa senjata termobarik sedang digunakan, tidak ada bukti yang dapat saya ajak bicara," kata juru bicara Pentagon, John Kirby, dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari New York Post, Kamis, 10 November 2022.
Sebelumnya, sebuah media AS pada pekan lalu melaporkan bahwa wartawan mereka yang bertugas di Ukraina telah melihat sebuah peluncur rudal milik Rusia yang dapat menembakkan senjata.
Duta Besar Ukraina untuk AS, Oksana Markarova, juga mengklaim pekan lalu bahwa bom vakum digunakan oleh pasukan Rusia dalam berbagai serang di kota-kota Ukraina.
Bom vakum sebenarnya tidak dilarang menurut hukum internasional dan digunakan oleh sebagian besar militer besar.
Diketahui, bom vakum juga pernah digunakan oleh Taliban Afghanistan yang dapat menghancurkan bunker.
Rusia juga jauh sebelumnya telah menggunakan bom vakum pada saat perang Chechnya dan menghasilkan efek yang mengerikan.
Rusia dan pasukan yang didukung Rusia di Suriah juga dilaporkan menggunakan bom vakum terhadap pasukan pemberontak di daerah perkotaan, seringkali dengan konsekuensi bencana bagi penduduk sipil.
Ketika perlawanan Ukraina terhadap serangan Rusia terus berlanjut, pasukan Vladimir Putin semakin mengandalkan serangan roket dan artileri, dengan serangan yang sebagian besar difokuskan di kota-kota Ukraina.