Di Tengah Usaha Perdamaian Afghanistan, Ledakan Kembali Terjadi Saat Ibadah Salat Jumat

- 13 Juni 2020, 13:08 WIB
PIHAK kemanan tengah berjaga di sekitar lokasi kejadian ledakan di masjid Sher Shah Suri, Afghanistan.*
PIHAK kemanan tengah berjaga di sekitar lokasi kejadian ledakan di masjid Sher Shah Suri, Afghanistan.* /Reuters/

PR BEKASI - Kembali terjadi ledakan di masjid yang terletak di bagian barat Ibu Kota Kabul saat menggelar salat Jumat. Imbas kejadian ledakan itu, sebanyak empat orang meninggal dan delapan lainnya mengalami luka-luka.

Dilansir Aljazeera, Sabtu 13 Juni 2020, Imam salat di Masjid Sher Shah Suri yakni Azizullah Mofleh termasuk di antara para korban yang meninggal dunia.

Kabar tersebut disampaikan langsung oleh pihak Kementerian Dalam Negeri Afghanistan melalui Juru Bicaranya Tariq Arian pada Jumat, 12 Juni 2020.

Baca Juga: Cegah Kepunahan, Peneliti Pasang GPS di Leher Panda Merah untuk Pantau Aktivitasnya di Hutan 

"Bahan peledak yang ditempatkan di dalam Masjid Sher Shah Suri meledak saat menggelar salat Jumat," kata Tariq Arian.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa polisi telah menutup daerah tersebut dan membantu memindahkan para korban luka ke ambulans untuk dilarikan ke rumah sakit (RS) terdekat.

Tidak ada kelompok yang secara langsung mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, tetapi serangan terhadap masjid pada awal Juni ini diklaim dilakukan oleh afiliasi kelompok ISIS, yang berkantor pusat di Provinsi Nangarhar, Afghanistan Timur.

Seorang analis keamanan nasional Habib Wardak mengatakan setiap ingin adanya momentum dan langkah untuk perdamaian, hal semacam serangan ini kerap terjadi di negara Afghanistan.

Baca Juga: Vokal Kritik Tiongkok, Mike Pompeo 'Diam-diam' Rencanakan Pertemuan di Hawaii 

"Kelompok Negara Islam mengklaim bertanggung jawab atas serangan yang terjadi pekan lalu di sebuah masjid di Kabul, jadi terlepas dari kenyataan bahwa Anda memiliki berita dan konferensi pers dari pemerintah bahwa mereka telah menghilangkan ISIL, bagaimana mereka dapat melakukan operasi yang sedemikian canggih?," kata dia.

Sementara itu, juru bicara kelompok tersebut Zbihullah Mujahed di unggahan media sosial mengatakan, serangan ini adalah bagian dari persekongkolan oleh 'musuh' pada saat krusial ketika pembicaraan damai sedang berlangsung.

Pemerintah Afghanistan menyebut serangan itu sebagai hal yang 'tidak manusiawi' dan juga tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip dalam agama Islam.

Baca Juga: Dituduh Mencuri, Wanita Setengah Telanjang Diseret Motor dan Dicambuk oleh Tiga Polisi Kenya 

Dengan terjadinya peledakan di masjid, Stefano Pontecorvo perwakilan sipil senior NATO di Kabul menekankan bahwa para pelaku harus diadili.

"Ketika kita menghadapi peluang historis untuk perdamaian, penganggu tidak bisa dibiarkan menganggu itu. Kami berdiri dengan #Afghanistan dalam perang melawan teror," katanya di Twitter seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com.

Ledakan yang terjadi pada Jumat 12 Juni 2020 ini dikabarkan memiliki kesamaan dengan kejadian pada awal bulan Juni, ketika ledakan merobek salah satu masjid di Kabul yang terkenal dan menyebabkan kematian ulama Afghanistan Maulvi Ayaz Niazi.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah