Ukraina dan sekutu Barat mereka percaya bahwa Rusia melancarkan perang tanpa alasan untuk merebut seluruh Ukraina untuk kembali menjadi bagian Rusia.
Cyril Ramaphosa juga mengungkapkan bahwa Vladimir Putin telah meyakinkannya secara pribadi bahwa negosiasi damai untuk mengakhiri perang tersebut sedang membuat kemajuan.
Baca Juga: Teori dan Link Baca One Piece 1044: Luffy Bisa Kalahkan Kaido dengan Kebangkitan Buah Iblis
Presiden Afrika Selatan itu mengatakan dia belum berbicara dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky terkait perang tersebut meskipun dirinya sangat menginginkannya.
Pada Jumat, 18 Maret 2022 kemarin, Cyril Ramaphosa mengatakan Afrika Selatan telah diminta untuk menjadi penengah dalam konflik Rusia-Ukraina.
"Ada orang-orang yang bersikeras bahwa kita harus mengambil sikap yang sangat bermusuhan terhadap Rusia. Namun, pendekatan yang akan kita ambil adalah menjadi penengah konflik," katanya.
Baca Juga: Tentara Rusia Mengemis Makanan ke Warga Ukraina Meskpun Diperintah Komandan untuk Kejam
Diketahui, Partai Kongres Nasional Afrika pimpinan Cyril Ramaphosa diketahui telah memerintah Afrika Selatan sejak kekuasaan minoritas kulit putih berakhir pada 1994.
Mereka diketahui memiliki ikatan kuat dengan negara bekas Uni Soviet tersebut yang melatih dan mendukung para aktivis anti-apartheid selama Perang Dingin.
Untuk alasan itu, Afrika Selatan kadang-kadang dicurigai di antara saingan Rusia di Barat, meskipun masih menikmati pengaruh diplomatik tingkat tinggi dibandingkan dengan ukuran ekonominya sejak transisi damai menuju demokrasi.