Adik Kim Jong Un Buat Perhitungan dengan Korea Selatan, Geram Soal Selebaran Anti-Pyongyang

- 14 Juni 2020, 11:00 WIB
Kim Yo Jong.
Kim Yo Jong. /Reuters/Jorge Silva/

PR BEKASI - Kim Yo Jong, adik pemimpin Korea Utara Kim Jong Un geram terhadap aktivis Korea Selatan yang menyebarkan selebaran anti-Pyongyang di perbatasan antara kedua negara.

Atas kejadian itu, Kim Yo Jong menggambarkan Korea Selatan sebagai ”musuh” dan mengulangi ancaman sebelumnya yang dia buat dengan mengatakan bahwa Seoul akan menyaksikan runtuhnya kantor penghubung antar-Korea.

US News melaporkan, Minggu 14 Juni 2020, Kim Yo Jong yang merupakan wakil direktur pertama Komite Pusat Partai Buruh, akan menunjuk para pemimpin militer Korea Utara untuk melakukan langkah pembalasan terhadap Seoul.

"Dengan menggunakan kekuatan saya yang disahkan pemimpin tertinggi, saya memberikan instruksi kepada departemen yang bertanggung jawab atas urusan dengan musuh untuk secara tegas melakukan tindakan selanjutnya," ucap dia.

Baca Juga: Berapa Besar Ukuran PlayStation5? Berikut Estimasi yang Dilakukan Pengguna Media Sosial

Kim Yo Jong mengatakan, dia tidak akan memberikan petunjuk atas ancamannya itu karena akan diketahui Korea Selatan dan membuat mereka cemas.

"Tentara kami juga akan menentukan sesuatu untuk mendinginkan kebencian rakyat kami dan tentu saja melaksanakannya, saya percaya," ucap perempuan 32 tahun itu seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com.

Retorika keras yang dilontarkan Kim Yo Jong menunjukkan statusnya yang meningkat di lingkungan kepemimpinan Korea Utara. Dia sudah dianggap sebagai perempuan paling kuat di negara itu.

Media pemerintah Korea Utara mengonfirmasi bahwa Kim Yo Jong saat ini bertanggung jawab atas hubungan Korea Utara dengan Korea Selatan.

Baca Juga: Hasil Studi Genetik: Pasien Virus Corona Golongan Darah A Lebih Berisiko Gagal Napas

Kantor penghubung di Kaesong yang ditutup sejak Januari akibat Covid-19, sebelumnya didirikan sebagai hasil dari salah satu perjanjian utama yang dicapai dalam tiga pertemuan puncak antara Kim Jong Un dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae In pada 2018.

Pemerintahan Moon Jae In sebelumnya sudah melobi keras untuk mengatur konfrensi tingkat tinggi) nuklir antara Kim Jong Un dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Pada saat yang sama, Moon Jae In juga bekerja untuk meningkatkan hubungan antar-Korea.

Akan tetapi, Korea Utara, dalam beberapa bulan terakhir telah menangguhkan hampir semua kerja sama dengan Korea Selatan sembari menyatakan rasa frustasinya atas kurangnya kemajuan dalam perundingan nuklir dengan pemerintahan Donald Trump.

Selama sepekan terakhir, Korea Utara menyatakan akan memutus semua saluran komunikasi pemerintah dan miiter dengan Korea Selatan dan mengancam akan mengabaikan perjanjian perdamaian antar-Korea yang dicapai oleh pemimpin mereka pada 2018.

Sementara menanggapi kemarahan dari Korea Utara atas adanya selebaran anti-Pyongyang, Pemerintah Korea Selatan akan mengajukan tuntutan kepada dua kelompok pembelot yang telah melakukan aksi protes tersebut di perbatasan.***

Editor: Yusuf Wijanarko

Sumber: US News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x