Amerika Serikat Sebut Militer Myanmar Lakukan Genosida ke Kaum Rohingya

- 22 Maret 2022, 06:14 WIB
Dokumentasi. Pengungsi Rohingya berbaris di pusat pendaftaran di kamp pengungsi Kutupalong di Cox's Bazar, Bangladesh, 20 Oktober 2017.
Dokumentasi. Pengungsi Rohingya berbaris di pusat pendaftaran di kamp pengungsi Kutupalong di Cox's Bazar, Bangladesh, 20 Oktober 2017. /Reuters/Zohra Bensemra/

Analisis menyimpulkan tentara Myanmar melakukan genosida dan Washington percaya, tekad formal akan meningkatkan tekanan internasional untuk meminta pertanggungjawaban para jenderal.

“Ini akan mempersulit mereka untuk melakukan pelanggaran lebih lanjut,” kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri.

Pejabat di kedutaan Myanmar di Washington, DC dan juru bicara pemerintah militer tidak segera menanggapi email Reuters yang meminta komentar pada hari Minggu.

Militer Myanmar telah membantah melakukan genosida terhadap Rohingya, yang ditolak kewarganegaraannya di Myanmar, dan mengatakan sedang melakukan “operasi melawan teroris” pada tahun 2017.

Baca Juga: dr Zaidul Akbar Ungkap Alasan Munculnya Jerawat di Muka, Ternyata Berkaitan dengan Perut

Sebuah misi pencari fakta Perserikatan Bangsa-Bangsa menyimpulkan pada 2018 bahwa kampanye militer termasuk “tindakan genosida”, tetapi Washington pada saat itu menyebut kekejaman itu sebagai “pembersihan etnis”, sebuah istilah yang tidak memiliki definisi hukum di bawah hukum pidana internasional.

“Ini benar-benar memberi sinyal kepada dunia dan terutama kepada para korban dan penyintas dalam komunitas Rohingya dan lebih luas lagi bahwa Amerika Serikat mengakui gawatnya apa yang terjadi,” kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri kedua tentang pengumuman Blinken, dikutip PikiranRakyat-Bekasi, Senin, 21 Maret 2022.

Tekad genosida tidak secara otomatis melepaskan tindakan AS yang menghukum.

Blinken juga akan mengumumkan 1 juta dolar AS dana tambahan untuk Mekanisme Investigasi Independen untuk Myanmar (IIMM), sebuah badan PBB yang berbasis di Jenewa, yang mengumpulkan bukti untuk kemungkinan penuntutan di masa depan.

"Ini akan meningkatkan posisi kami saat kami mencoba membangun dukungan internasional untuk mencoba mencegah kekejaman lebih lanjut dan meminta pertanggungjawaban mereka," kata pejabat AS.

Halaman:

Editor: Gita Pratiwi

Sumber: Aljazeera Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah