Tolak Aksi Genosida pada Palestina, Seperempat Yahudi Amerika Setuju Israel Negara Apartheid

- 15 Juli 2021, 14:41 WIB
Seperempat orang Yahudi Amerika setuju bahwa Israel adalah negara apartheid dan telah melakukan genosida terhadap Palestina.
Seperempat orang Yahudi Amerika setuju bahwa Israel adalah negara apartheid dan telah melakukan genosida terhadap Palestina. /REUTERS

PR BEKASI – Tindakan genosida yang dilakukan oleh militer Israel terhadap bangsa Palestina tampaknya tidak didukung oleh seluruh umat Yahudi.

Dalam sebuah survei terbaru yang dilakukan oleh lembaga survei Jewish Electorate Institute lewat online, seperempat orang Yahudi Amerika setuju bahwa Israel adalah negara apartheid.

Survei tersebut dilakukan setelah militer Israel melancarkan serangan ke Jalur Gaza pada Mei 2021 lalu yang menewaskan lebih dari 250 orang termasuk wanita dan anak-anak.

Baca Juga: Teruskan Sejarah, Kim Jong Un: Israel Lakukan Tindakan Genosida dan Bunuh Anak-anak Palestina

Dalam hasil survei yang dirilis pada Rabu, 14 Juli 2021, 25 persen orang Yahudi Amerika setuju dengan pernyataan bahwa "Israel adalah negara apartheid" dan 22 persen setuju bahwa "Israel melakukan genosida terhadap Palestina."

Kedua pernyataan tersebut sering disebut sebagai contoh anti-Semitisme menurut kelompok Aliansi Pengingat Holocaust Internasional (IHRA) yang sangat kontroversial tentang rasisme terhadap orang Yahudi.

Di kalangan generasi muda gambarannya lebih mencengangkan dengan 20 persen orang Yahudi di bawah 40 tahun percaya bahwa "Israel tidak memiliki hak untuk hidup", sebuah pandangan yang secara signifikan lebih rendah di antara generasi yang lebih tua.

Baca Juga: Nelayan Palestina Sumringah, Israel Perluas Zona Penangkapan Ikan di Gaza

“Sepertiga pemilih muda setuju bahwa Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina dan lebih dari sepertiga menganggap Israel sebagai negara apartheid,” kata Jewish Electorate Institute, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Middle East Monitor.

Temuan ini sama mengejutkannya dengan kekhawatiran kelompok pro-Israel yang selama bertahun-tahun menghadapi perjuangan berat untuk menjual Israel kepada generasi baru Yahudi Amerika.

Reputasi Israel sebagai negara merdeka, di samping fakta bahwa ia didirikan di atas pembersihan etnis penduduk asli Palestina dan pendudukan militer berikutnya telah membuat orang Yahudi Amerika tidak mungkin untuk mendamaikan nilai-nilai liberal mereka.

Baca Juga: Israel Dibayang-bayangi Ancaman Covid-19 Varian Delta, Pemerintahan Naftali Bennet Ubah Strategi Kebijakan

Saat ini, banyak Yahudi Amerika usia muda yang tidak memberikan dukungan untuk negara yang dituduh melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dengan memberlakukan rezim apartheid di Palestina.

Status Israel sebagai negara yang sangat rasis yang mempraktikkan sistem apartheid menjadi mustahil untuk diperdebatkan.

Pada bulan April 2021, organisasi hak asasi manusia terkemuka Human Rights Watch (HRW) bergabung dengan sejumlah kelompok terkemuka lainnya untuk menyatakan bahwa Israel melakukan kejahatan apartheid dan penganiayaan.

Baca Juga: Kejahatan Israel Dibongkar, Dua Mantan Dubes di Afrika Selatan Singgung soal Pemukiman Ilegal Yahudi

Sebelum laporan HRW, kelompok hak asasi manusia Israel B'Tselem mencap Israel sebagai negara apartheid yang mempromosikan dan melanggengkan supremasi Yahudi antara Laut Mediterania dan Sungai Yordan.

Pernyataan tersebut berpatokan pada laporan PBB tahun 2017 yang menyimpulkan bahwa Israel mempraktikkan apartheid, B'Tselem menepis kesalahpahaman populer bahwa itu adalah demokrasi di dalam Garis Gencatan Senjata (1949) Hijau.

Baca Juga: Israel Resmi Jadi Negara Bangsa Yahudi, Minoritas Palestina Terancam

Dalam sebuah artikel bulan lalu, dua mantan duta besar Israel untuk Afrika Selatan juga mengecam Israel sebagai negara apartheid dengan menyamakan sistem segregasi rasial di Afrika Selatan yang berakhir pada 1994.

Temuan hasil survei tersebut adalah tanda lebih lanjut dari apa yang para pengamat gambarkan sebagai perpecahan yang berantakan antara Yahudi Amerika dan Israel.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Middle East Monitor


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x