“Ini adalah peristiwa cuaca panas, yang diisolasikan ke wilayah tertentu di Kansas (bagian) Barat Daya,” ujar Tarpoff, seperti dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Huffington Post pada Jumat, 17 Juni 2022.
Lebih lanjut, Juru Bicara Asosiasi Peternakan, Scarlett Hagins mengatakan bahwa pekan lalu suhu berada pada 70-80 derajat, kemudian pada hari Sabtu, 11 Juni 2022 naik menjadi 100 derajat
“Perubahan (suhu) yang mendadak membuat hewan ternak tersebut tidak bisa menyesuaikan diri, sehingga mereka malah stres karena panas,” ujarnya.
Kematian ribuan sapi tersebut telah mengakibatkan kerugian ekonomi besar-besaran.
Pasalnya, hewan yang memiliki berat 1.500 kg per ekor itu dihargai sekira Rp29.600.000.
Atas musibah ini, Hagins memastikan, pihak federal Kansas akan menyalurkan program bantuan kepada para peternak sapi yang mengalami kerugian.
Keadaan terburuk dari peristiwa akan berlalu jika sapi tersebut berada pada malam hari, karena suhunya lebih dingin.
Hagins mengatakan bahwa kematian hewan ternak akibat panas ekstrim ini jarang terjadi di Kansas.