Dari CCTV yang dirilis oleh Polisi Teheran, menampilkan Mahsa Amini yang terjatuh ke tanah ketika penangkapan terjadi.
Saudara laki-laki Amini diberitahu bahwa saudarinya akan dibawa ke pusat penahanan untuk menjalani "kelas pengarahan" dan dibebaskan tidak lama kemudian.
Akan tetapi, hal itu tidak terjadi, karena Mahsa Amini malah tiba di Rumah Sakit Kasra dan meninggal dunia pada Jumat lalu setelah mengalami koma selama tiga hari.
Dalam unggahan pihak Rumah Sakit Kasra, yang kini telah dihapus, mereka memberikan klaim kalau dia mati otak saat datang.
Baca Juga: Nonton WayV di Indonesia Television Awards 2022 Jam Berapa? Berikut Jadwal dan Link Nonton Gratis
"Resusitasi dilakukan pada pasien, detak jantung kembali dan pasien dirawat di unit perawatan intensif," tulis mereka,dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com.
"Sayangnya, setelah 48 jam pada hari Jumat, pasien mengalami serangan jantung lagi, karena kematian otak. Meskipun upaya tim medis, mereka gagal untuk menghidupkannya kembali dan pasien meninggal," sambung rumah sakit.
Saksi mata mengklaim dia dipukuli oleh patroli di dalam van, yang bermaksud membawanya ke pusat penahanan.
Begitu berita kematian Mahsa Amini menyebar, terjadi protes di seluruh negeri, dan secara global kehadiran Ebrahim Raisi di PBB menjadi perdebatan.