Demi Ciptakan Vaksin Corona, Peneliti Tiongkok Rela Bekerja Nonstop hingga Kera Percobaan Menipis

- 19 Juni 2020, 20:13 WIB
Botol kecil berlabel stiker "Vaksin COVID-19" dan jarum suntik medis, terlihat dalam ilustrasi yang diambil pada 10 April 2020.
Botol kecil berlabel stiker "Vaksin COVID-19" dan jarum suntik medis, terlihat dalam ilustrasi yang diambil pada 10 April 2020. /ANTARA/Reuters/Dado Ruvic/

PR BEKASI - Salah satu laboratorium di Shenyang, Tiongkok berlomba untuk menciptakan vaksin virus corona, para peneliti juga terus bekerja nonstop hingga akhir pekan dan persediaan monyet untuk percobaan pun terbatas.

Dikutip oleh Pikiranrakyat-bekasi.com dari Bangkok Post Jumat, 19 Juni 2020 Yisheng Biopharma, sebuah perusahaan yang berkantor di kota Shenyang telah bekerja tanpa henti sejak Januari untuk menemukan vaksin yang ampuh untuk melawan penyakit yang muncul di Tiongkok akhir tahun lalu.

Yisheng lebih dikenal dalam mengembangkan vaksin rabies, namun mengalihkan salah satu dari 9 workshop-nya untuk mengembangkan vaksin virus corona.

Baca Juga: Penggunaan Deksametason untuk Covid-19 Berlaku Terbatas, BPOM: Belum Ada Obat yang Spesifik

Yisheng akan merekrut 50 pegawai tambahan.

Perusahaan ini masih dalam tahap awal pengembangan vaksin virus corona.

Namun akan mengambil risiko untuk mulai memproduksi vaksin pada September mendatang, sebelum menyelesaikan uji coba klinisnya, sehingga vaksin untuk publik akan siap lebih cepat jika produksinya disetujui.

Baca Juga: Mantan Polisi Atlanta yang Tembak Mati Warga Kulit Hitam AS Serahkan Diri, Jaksa: Tak Ada Jaminan

"Vaksin ini harus muncul dengan cepat, dan tidak mungkin untuk menunggu hingga musim epidemi berikutnya untuk melengkapkan uji coba dan musim epidemi ketiga untuk menggunakan vaksinnya," ucap bos Yisheng Biopharma Zhang Yi kepada AFP.

Zhang mengatakan para ilmuwan yang mengembangkan vaksin virus corona tidak pernah beristirahat pada akhir pekan sejak mereka mendapatkan urutan gen dari virus corona sejak hari kedua liburan Tahun Baru Tiongkok pada akhir Januari lalu.

"Terlalu banyak pekerjaan yang harus dilakukan," ujarnya.

Baca Juga: Beri Ruang pada Wanita Kulit Hitam, Calon Pendamping Joe Biden untuk Pilpres AS Resmi Undurkan Diri

Vaksin yang dikembangkan pihak Yisheng saat ini memasuki tahap uji coba terhadap hewan yang mendahului uji coba klinis terhadap manusia.

Zhang menyatakan bahwa uji coba terhadap tikus dan kelinci percobaan menunjukkan hasil yang baik selain itu memberikan hewan-hewan itu level antibodi penetral yang tinggi.

Vaksin ini diharapkan tidak hanya melindungi kesehatan melawan infeksi, tapi juga menyembuhkan pasien yang positif virus corona.

Baca Juga: Badan Intelejen India Ingin Blokir 53 Aplikasi Buatan Tiongkok, Termasuk TikTok

Langkah selanjutnya adalah uji coba terhadap kera percobaan yang menurut Kepala Eksekutif Yisheng, David Shao, harganya menjadi semakin mahal karena tingginya permintaan dari laboratorium-laboratorium yang tengah mengembangkan pengobatan dan vaksin virus corona.

Menurut Shao, Yisheng biasanya membayar 10.000 hingga 20.000 Yuan (Rp 20 juta-Rp 40 juta) untuk satu ekor kera.

Menurutnya, saat ini setiap ekornya berharga 100.000 Yuan atau setara dengan Rp 201 juta.

Baca Juga: Habitat Aslinya Dijadikan Tempat Wisata, Kawanan Monyet Liar Serbu Permukiman Warga Lembang

Laboratorium-laboratorium di Tiongkok pada umumnya menggunakan kera rhesus dan cynomolgus.

Tiongkok adalah penyedia kera percobaan terbesar yang mengekspor 20.000 ekor sepanjang tahun lalu dan menggunakan 18.000 ekor dalam penelitian lokal.

"Konsumsi tahun ini cukup besar, jadi suplainya tidak cukup," ujar Kepala Beijing HFK Bioscience Liu Yunbo yang bergerak di bidang penyedia kera percobaan.

Baca Juga: India Klaim Tentaranya Tewas Akibat Dihajar Kayu dengan Penuh Paku hingga Dimutilasi oleh Tiongkok

Yisheng menghabiskan dana 3 juta dollar AS untuk pengembangan vaksin virus corona sejauh ini dengan rencana produksi akan dimulai dalam beberapa bulan dan akan mulai menyediakannya untuk publik pada tahun ini.

"Ini lebih mahal dari produk vaksin lainnya. Kita sungguh berpacu dengan waktu," ujar Shao.

Perusahaan ini juga berencana menghabiskan 180 juta dollar AS untuk uji coba klinis usai tes terhadap hewan.

Baca Juga: Astronout NASA Temukan Pusaran Misterius di Pasifik Selatan, Warganet Kaitkan dengan Monster Laut

“Kami dapat memiliki sebanyak 10 jalur produksi dan menghasilkan 500 juta dosis per tahun,” kata Zhang.

Namun dengan sedikitnya penularan baru di Tiongkok, Yisheng berencana menggelar uji coba klinis terhadap manusia di luar negeri, seperti Amerika Serikat (AS), Eropa, Singapura dan Australia.

Zhang menyatakan bahwa para kompetitor kemungkinan akan mengalahkan perusahaannya dalam lomba untuk memproduksi vaksin paling pertama. Namun, ditegaskan Zhang bahwa itu bukan prioritasnya.

Baca Juga: Mirip N95, Masker USB Buatan Israel Diklaim Bisa Bunuh Virus Corona

"Ini soal siapa yang bisa menghasilkan kuantitas. Siapa yang bisa mendapatkan hasil bagus dan membuat produk berkualitas tinggi dan efektif. Itu yang terpenting. Menjadi pertama tidak berarti apa-apa," tutur Zhang yang menargetkan perusahaannya memiliki 10 jalur produksi dan memproduksi 500 juta dosis setiap tahun.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Bangkok Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x