Abdullah Al Joufan, ayah dari anak itu, menceritakan detail kecelakaan tragis itu. Ia membenarkan bahwa telah menolak untuk menjalani anestesi umum untuk anaknya, tetapi dokter tersebut tetap bersikeras, menunjukkan bahwa setelah operasi ia meminta adanya pemeriksaan lebih lanjut anaknya oleh dokter spesialis, tetapi staf rumah sakit menyatakan bahwa dokter spesialis sedang cuti.
Dia mengatakan pada hari berikutnya, "semua orang terkejut dengan anak saya yang tiba-tiba kehilangan kesadaran karena terhalangnya saluran pernapasan, di tengah upaya yang terus-menerus untuk menghidupkannya kembali," cerita sang ayah yang dikutip oleh Pikiranrakyat-bekasi.com dari Gulf News.
Ketika sang ayah mendapati kondisi kesehatan anaknya yang kian memburuk, dia meminta dipindahkan ke rumah sakit khusus di Riyadh. Meskipun disetujui, ambulans terlambat datang setelah anak tersebut dinyatakan meninggal.
Baca Juga: Penting! Simak 8 Panduan Protokol Kesehatan Saat Anda ke Bioskop Cinema XXI di Masa Pandemi
Sang ayah mencatat bahwa ia telah menyerahkan dua laporan untuk penyelidikan atas kematian anaknya dan penanganan yang dinilai salah dalam situasi tersebut. Ia meminta menteri kesehatan untuk membentuk komite investigasi yang mendesak untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Dia menunjukkan bahwa dia telah menerima panggilan telepon dari Menteri Dr. Tawfiq Al Rabiah yang menyampaikan belasungkawa atas kematian putranya dan juga dari Direktur Urusan Kesehatan di Riyadh Hassan Al Shahrani.
Dari sambungan telepon tersebut, menkes menekankan bahwa berjanji untuk menindaklanjuti kasus bocah 1,5 tahun itu.***