Tongkat Swab Test Patah di Dalam Hidung, Bocah 1,5 Tahun Meninggal Dunia

- 16 Juli 2020, 11:32 WIB
Ilustrasi swab test.*
Ilustrasi swab test.* /Foto Istimewa PR

PR BEKASI - Kasus penyebaran covid-19 yang masih masif, membuat pemerintah di sejumlah negara kian gencar untuk melakukan pengujian kepada kelompok masyarakat baik dengan cara rapid test maupun swab test.

Salah satu pengujian yang kini digencarkan pemerintah adalah tes usap yang identik dengan memasukkan tongkat ke dalam hidung dan tenggorokan.

Namun kejadian tragis terjadi di Arab Saudi yang menimpa seorang bocah laki-laki. Tongkat yang digunakan untuk uji usap di hidung itu patah saat berada di dalam hidungnya

Baca Juga: Aksi Bejat Pejabat Desa Tega Cabuli Bocah SD di Area Kuburan 

Bocah 1,5 tahun itu pun kemudian meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Shaqra setelah tidak tertolong, menurut portal berita Sabaq News.

Anak tersebut dirawat di rumah sakit karena suhu tubuh yang tinggi dan ketika menjalani pemeriksaan untuk memastikan apakah ia positif COVID-19 atau tidak.

Namun tragisnya tongkat uji usap tersebut patah di dalam hidungnya, yang memaksa dokter untuk menggunakan anestesi untuk melakukan ekstraksi usap dari tenggorokannya.

Namun, bocah itu dibiarkan tanpa tindak lanjut, yang mengakibatkan dia kehilangan kesadaran karena sumbatan pada saluran pernapasan. Bocah tersebut pun meninggal setelah 24 jam memasuki rumah sakit.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Kabar Istana Telah Meresmikan PKI Boleh Kembali Eksis di Indonesia 

Balita berusia 1,5 tahun asal Arab Saudi yang tewas saat tes swab Covid-19.*
Balita berusia 1,5 tahun asal Arab Saudi yang tewas saat tes swab Covid-19.* Gulf News

Abdullah Al Joufan, ayah dari anak itu, menceritakan detail kecelakaan tragis itu. Ia membenarkan bahwa telah menolak untuk menjalani anestesi umum untuk anaknya, tetapi dokter tersebut tetap bersikeras, menunjukkan bahwa setelah operasi ia meminta adanya pemeriksaan lebih lanjut anaknya oleh dokter spesialis, tetapi staf rumah sakit menyatakan bahwa dokter spesialis sedang cuti.

Dia mengatakan pada hari berikutnya, "semua orang terkejut dengan anak saya yang tiba-tiba kehilangan kesadaran karena terhalangnya saluran pernapasan, di tengah upaya yang terus-menerus untuk menghidupkannya kembali," cerita sang ayah yang dikutip oleh Pikiranrakyat-bekasi.com dari Gulf News.

Ketika sang ayah mendapati kondisi kesehatan anaknya yang kian memburuk, dia meminta dipindahkan ke rumah sakit khusus di Riyadh. Meskipun disetujui, ambulans terlambat datang setelah anak tersebut dinyatakan meninggal.

Baca Juga: Penting! Simak 8 Panduan Protokol Kesehatan Saat Anda ke Bioskop Cinema XXI di Masa Pandemi 

Sang ayah mencatat bahwa ia telah menyerahkan dua laporan untuk penyelidikan atas kematian anaknya dan penanganan yang dinilai salah dalam situasi tersebut. Ia meminta menteri kesehatan untuk membentuk komite investigasi yang mendesak untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Dia menunjukkan bahwa dia telah menerima panggilan telepon dari Menteri Dr. Tawfiq Al Rabiah yang menyampaikan belasungkawa atas kematian putranya dan juga dari Direktur Urusan Kesehatan di Riyadh Hassan Al Shahrani.

Dari sambungan telepon tersebut, menkes menekankan bahwa berjanji untuk menindaklanjuti kasus bocah 1,5 tahun itu.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Gulf News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x