Depopulasi Menggerus Jepang, Ratusan Sekolah Ditutup Setiap Tahun Gegara Tak Ada Murid

- 3 April 2023, 19:58 WIB
Eita Sato dan Aoi Hoshi, dua murid terakhir yang menjadi kelulusan di Yumoto, Jepang mengalami depopulasi parah.
Eita Sato dan Aoi Hoshi, dua murid terakhir yang menjadi kelulusan di Yumoto, Jepang mengalami depopulasi parah. /ISSEI KATO/REUTERS

Perdana Menteri Fumio Kishida sendiri telah menyatakan janjinya akan melakukan berbagai langkah yang sebelumnya belum pernah terjadi demi meningkatkan angka kelahiran.

Salah satunya dengan menggandakan anggaran terkait kebijakan anak, serta menyebut perihal pentingnya menjaga lingkungan pendidikan.

Akan tetapi, sejauh ini masih sedikit dari langkah tersebut yang mengatasi masalah.

Pada 2022 saja angka kelahiran anjlok menjadi di bawah 800,000, menjadi rekor terendah baru bagi negeri matahari terbit tersebut.

Baca Juga: Kasus Pembunuhan Gangnam Ternyata Berkaitan dengan Pencurian Kripto

Menurut prakiraan pemerintah, angka tersebut merupakan delapan tahun lebih awal dari yang diharapkan. Menjadi pukulan telak bagi sekolah umum yang lebih kecil, dan seringkali menjadi jantung kota dan pedesaan.

Dari data pemerintah, ada 450 sekolah yang tutup setiap tahunnya, antara tahun 2022 hingga 2020, hampir 9,000 sekolah menutup pintu selamanya.

“Saya khawatir orang-orang tidak akan menganggap daerah ini sebagai tempat pindah untuk memulai sebuah keluarga jika tidak ada sekolah menengah pertama,” kata Masumi, ibu Eita, juga lulusan Yumoto.

Ten-ei, sebuah desa berpenduduk kurang dari 5.000 dengan hanya sekitar 10 persen di bawah usia 18 tahun, berada di daerah pedesaan yang tenang yang dikenal dengan beras dan sakenya.

Area Yumoto memiliki penginapan mata air panas di pegunungan dan dipenuhi dengan toko persewaan alat ski dan tempat perkemahan. Ada juga tanda "waspadalah terhadap beruang".

Halaman:

Editor: M Hafni Ali

Sumber: Japan Today


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah