Diyakini Ulah ISIS, Dua Bom Guncang Filipina yang Tewaskan 9 Orang dan Puluhan Lainnya Luka-luka

- 24 Agustus 2020, 20:30 WIB
Ilustasi pelaku ledakan atau pengeboman.
Ilustasi pelaku ledakan atau pengeboman. /Dok PRFM.


PR BEKASI – Serangan bom mengguncang wilayah di Filipina Selatan tepatnya di Pulau Jolo, provinsi Sulu pada Senin, 24 Agustus 2020.

“Serangan ini menewaskan Sembilan orang, serta puluhan orang mengalami luka-luka,” kata seorang juru bicara militer Filipina, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs Channel News Asia.

Ledakan tersebut diyakini berasal dari dua bom rakitan yang diletakkan di pusat kota pulau Jolo.

Baca Juga: Kabar Baik, Angka Kesembuhan Cetak Rekor 3.560 Pasien dan Persentase Jakarta Capai 74,2 Persen

Kelompok Abu Sayyaf yang merupakan afiliasi kelompok ISIS di Filipina disinyalir sebagai dalang atas penyerangan ini.

Serangan ini merupakan yang terbesar di daerah itu sejak Januari 2019, ketika dua bom bunuh diri meledak di sebuah gereja sebelum pelaksanaan kebaktian yang menewaskan lebih dari 20 orang dan melukai sedikitnya 100 orang.

Menurut pihak berwenang Filipina, pada serangan ini Abu Sayyaf diduga melibatkan anggotanya yang berkewarganegaraan Indonesia sebagai eksekutor.

Baca Juga: Tilang Elektronik Meningkat, Dirlantas: Banyak Masyarakat Belum Tahu Kebijakan Ganjil Genap

Ledakan pertama terjadi pada siang hari di dekat sebuah rumah makan yang di mana sedang terparkir dua truk milik militer.

Bom kedua meledak selang satu jam dari ledakan pertama, beruntung ledakan kedua tersebut tidak menimbulkan korban jiwa.

“Ledakan pertama telah menewaskan lima anggota tentara dan empat warga sipil, sementara 16 personel militer mengalami luka-luka,” kata Letnan Jenderal Corleto Vinluan, kepala komando Mindanao Barat.

Juru bicara militer, Letnan Kolonel Ronaldo Mateo mengatakan, bom tersebut terpasang di sepeda motor yang terparkir.

Baca Juga: Tujuh Orang Jadi Tersangka Kasus Pelemparan Bom Molotov Kantor PDIP Bogor, Polisi Ungkap Motifnya

Sampai saat ini kelompok Abu Sayyaf belum memberikan siaran pers terkait keterlibatan mereka pada penyerangan tersebut.

Abu Sayyaf didirikan pada tahun 1990-an yang terdiri dari gabungan gerakan separatis yang menuntut kemerdekaan bagi masyarakat kepulauan Sulu.

Kelompok ini aktif di wilayah Filipina selatan, terutama di daerah Mindanao dan kepulauan Sulu dimana ratusan tentara telah dikerahkan untuk menumpas kelompok yang berafiliasi dengan ISIS dan Al Qaeda tersebut.

Baca Juga: Belajar di Rumah Pakai Google Classroom, Simak Cara Mudah Menggunakannya

Kelompok tersebut telah terlibat dalam mayoritas kasus kriminal di Filipina selatan seperti bom bunuh diri, pembajakan, penculikan, serta memenggal kepala orang yang mereka tawan.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x