Kota Kenosha di AS Tegang Usai Polisi Tembaki Pria Kulit Hitam Jacob Blake Sebanyak 7 Kali

- 25 Agustus 2020, 21:54 WIB
Sejumlah orang yang menuntut keadilan untuk Jacob Blake, berunjuk rasa di luar Gedung Pengadilan Kenosha County.
Sejumlah orang yang menuntut keadilan untuk Jacob Blake, berunjuk rasa di luar Gedung Pengadilan Kenosha County. /

 

PR BEKASI - Kerusuhan yang terjadi di Kenosha, Wisconsin, Amerika Serikat yang dipicu aksi penembakan seorang polisi kepada seorang pria kulit hitam, masih terus berlanjut.

Jacob Blake (29) dinyatakan selamat dari penembakan. Ayah Jacob Blake mengatakan, bahwa saat ini putranya berada dalam kondisi stabil setelah menjalani operasi.

Menurut keterangan pengacara hak sipil Jacob Blake, Ben Crump, sebelum terjadinya penembakan, Jacob Blake tengah berusaha untuk menghentikan pertengkaran antara dua orang wanita.

Baca Juga: Karotang-872 dan Mata Bongsang-873, Dua Kapal Perang Baru Produksi Dalam Negeri

Namun, petugas polisi menolak dan menodongkan senjata. Jacob Blake pun menjauh dan berjalan menuju pintu samping pengemudi mobilnya, tapi setelah dia membuka pintu, seorang petugas melayangkan tujuh buah tembakan ke punggungnya.

Belum diketahui apa yang menyebabkan polisi melakukan hal tersebut, tapi yang pasti ketiga putra Jacob Blake yang berada di dalam mobil melihat ayahnya ditembak oleh petugas polisi.

Insiden tersebut, menambah daftar panjang serangkaian kasus yang memusatkan perhatian pada perlakuan petugas polisi terhadap orang Afrika - Amerika.

Baca Juga: Penting! Runtin Ganti Oli Bisa Hindarkan Motor Anda dari Oli Stres

Tentu saja hal tersebut menimbulkan kemarahan di kota tepi danau Kenosha, yang terletak di utara Chicago dan selatan Milwaukee.

Penembakan tersebut terjadi setelah tiga bulan kematian George Floyd, seorang pria kulit hitam di Minneapolis yang meninggal setelah lehernya ditindih oleh seorang petugas polisi selama hampir sembilan menit. Tindakan tersebut lantas memicu protes nasional terhadap kebrutalan dan rasisme polisi.

Kini, kerusuhan kembali berkobar di sejumlah tempat di Amerika Serikat, seperti terjadi bentrokan di Portland, Seattle, dan Minneapolis. Lalu di New York City sekelompok demonstran menyerbu Jembatan Brooklyn.

Baca Juga: Dituduh Tertular Covid-19 Saat Rayakan Ulang Tahun ke-34, Usain Bolt Siap Jalani Isolasi Mandiri

Setelah kematian George Floyd, Kota Portland, Oregon, telah menjadi tempat protes selama berminggu-minggu, yang terkadang aksi protes tersebut berubah menjadi aksi kekerasan.

Kini setelah penembakan Jacob Blake, polisi setempat mengatakan bahwa terjadi lagi kerusuhan pada Senin malam, dan pihaknya telah menangkap beberapa demonstran setelah terjadi kebakaran di kantor serikat polisi.

Lalu polisi Seattle juga mengatakan para demonstran membakar beberapa gedung, yang mengakibatkan satu orang ditangkap dan satu petugas terluka.

Baca Juga: Israel Kembali Serang Pos Militer Gaza, Hamas: Kami Tidak Akan Tinggal Diam

Sedangkan di Minneapolis, pengunjuk rasa bersama seorang pria yang membawa senjata laras panjang, menghentikan kendaraan polisi di jalan, hingga petugas harus membersihkan jalan dengan gas air mata.

Bahkan, bintang Bola Basket LeBron James, selaku pemimpin nasional dalam masalah ras,turut menyuarakan protes kepada wartawan yang meliput NBA, di mana dia menyatakan ketakutannya sebagai orang berkulit hitam di Amerika.

"Mengapa harus selalu pada titik di mana kita harus melihat senjata yang ditembakkan. Ketika masih ada banyak cara lain yang bisa dilakukan polisi untuk menaklukan Blake," tutur James seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters.

Baca Juga: Olah TKP Selesai Digelar, Tim Labfor Sita Rekaman CCTV dan Abu Arang dari Gedung Kejaksaan Agung

Selain itu, aktivis Black Lives Matter juga turut menuntut pemecatan dan penangkapan petugas polisi Kenosha yang telah mendapatkan cuti administratif.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah