Alami Kelumpuhan dan Luka Organ Dalam Usai Ditembak 7 Kali, Ibunda Jacob Blake: Anakku Manusia!

- 26 Agustus 2020, 14:22 WIB
Sejumlah orang yang menuntut keadilan untuk Jacob Blake, berunjuk rasa di luar Gedung Pengadilan Kenosha County.
Sejumlah orang yang menuntut keadilan untuk Jacob Blake, berunjuk rasa di luar Gedung Pengadilan Kenosha County. /

 

PR BEKASI - Jacob Blake (29) tahun, seorang pria kulit hitam yang merupakan korban dari tindakan rasisme seorang petugas polisi di Kenosha, Wisconsin, Amerika Serikat, diketahui mengalami kelumpuhan dan sedang berjuang untuk hidupnya.

Hal tersebut dikatakan oleh pihak keluarga dan pengacaranya pada Selasa, 25 Agustus 2020, ketika pihak berwenang di daerah setempat sedang bersiap untuk menangani kerusuhan sipil di malam ketiga.

Menurut pengacara hak sipil, Ben Crum yang mewakili keluarga Jacob Blake, i merupakan ayah enam orang anak. Lalu tiga putranya yang masih kecil, yang berusia 3, 5, dan 8 tahun, yang saat itu berada di dalam mobil, menyaksikan langsung sang ayah diserang oleh tujuh tembakan.

Baca Juga: Kritisi Bantuan Langsung Tunai Kemenaker, Puan Maharani: Proses Harus Berlangsung Cepat dan Tepat

Mendengar kabar tersebut, Gubernur Wisconsin Tony Evers pun kemudian mengumumkan keadaan darurat, pihaknya akan mengerahkan pasukan Garda Nasional tambahan dalam upaya memulihkan ketertiban di kota.

Sementara itu pada konferensi pers di kemudian hari, orang tua Jacob Blake menyatakan kesedihannya atas penembakan yang terjadi kepada putranya, tapi dia juga mengutuk penjarahan, vandalisme, dan pembakaran, serta protes jalanan selama dua malam yang terus membayangi jalanan di kota tersebut.

"Mereka menembak anak saya tujuh kali. Tujuh kali! Seperti dia tidak penting," kata ibunda Jacob Blake, Julia Jackson dengan suara parau kepada wartawan seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters, Rabu, 26 Agustus 2020.

Baca Juga: Selidiki Dugaan Genosida Rohingya, Facebook Berikan Data Militer Myanmar yang Sudah Dihapus

"Anakku penting! Dia manusia, dan dia penting!" ujar ibu Jacob Blake menekankan.

Julia mengatakan, bahwa putranya yang telah berjuang untuk hidupnya, tetapi saat ini masih menyerukan persatuan, dan berdoa untuk petugas polisi.

Menurutnya, Jacob Blake juga mengatakan bahwa ia kecewa dengan kerusakan kota yang terjadi saat ini.

"Kerusuhan itu tidak mencerminkan putra saya atau keluarga saya. Jika Jacob tahu bahwa yang terjadi sekarang sampai sejauh itu, dia akan sangat tidak senang," ujar Julia.

Crump dan pengacara lainnya, Patrick Salvi II mengatakan bahwa peluru menghancurkan beberapa tulang belakang Jacob Blake yang membuatnya lumpuh dari pinggang sampai tubuh bagian bawah, dan mungkin kelumpuhan itu akan permanen.

Baca Juga: Suguhkan Wisuda dengan Avatar 3D, Investor Amerika: India Siap Jadi Pusat Inovasi Dunia

Selain itu, Jacob Blake juga menderita luka tembak di perut dan saluran pencernaan, hingga membutuhkan ahli bedah untuk mengangkat sebagian usus besar dan usus kecilnya.

Selain itu, Jacob Blake juga mengalami kerusakan pada ginjal, hati, dan salah satu lengannya.

"Ini akan membutuhkan keajaiban bagi Jacob Blake untuk bisa berjalan lagi," kata Crump menambahkan.

Crump juga mengatakan, keluarga akan mengajukan gugatan untuk meminta pertanggungjawaban petugas polisi menembak putranya tersebut.

Dia juga mengatakan, ketiga putra Jacob Blake kemungkinan akan mengalami trauma psikologis selama sisa hidup mereka.

Baca Juga: Nahas, Wanita Asal Kanada Tewas Diserang Beruang Grizzly Saat Menelepon Ayahnya

Saat ini, penembakan yang terjadi kepada Jacob Blake masih dalam proses penyelidikan oleh Departemen Kehakiman Wisconsin, yang sampai saat ini belum merilis pernyataan apapun. Polisi Kenosha juga sudah menyerahkan semua pertanyaan kepada penyelidik negara bagian.

Sedangkan Clyde McLemore, Presiden Black Lives Matter di dekat Lake County, Illinois, Selatan Kenosha, mengatakan bahwa para demonstran akan keluar lagi pada Selasa malam, untuk menuntut agar petugas yang terlibat dalam penembakan yang saat ini mendapatkan cuti administratif, untuk segera dipecat dan dituntut.

"Kami tidak akan berhenti memprotes sampai kami menyelesaikannya. Saya tidak memaafkan insiden pembakaran gedung atau penjarahan yang terjadi, tapi saya bisa memahaminya. Tempat mereka punya asuransi, dan kerugian mereka akan terganti," tutur Clyde McLemore.

Baca Juga: Wisata Gunung Bromo Resmi Dibuka Jumat 28 Agustus 2020, Pengunjung Tidak Perlu Rapid Test

Pernyataan darurat Evers datang ketika pejabat lain sudah menyerukan tanggapan yang lebih tegas untuk memulihkan ketertiban kota.

Sebelumnya pada Senin malam, kerusuhan berkobar di sejumlah tempat di Amerika Serikat, seperti bentrokan di Portland, Oregon, Seattle, Madison, Wisconsin, dan Minneapolis. Sedangkan di New York City, para demonstran memenuhi Jembatan Brooklyn.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x