Buntut Penembakan Pria Kulit Hitam Jacob Blake, AS Kembali Memanas

- 26 Agustus 2020, 15:22 WIB
Sebelum penembakan, Jacob Blake digiring dua petugas polisi untuk masuk ke dalam mobil.
Sebelum penembakan, Jacob Blake digiring dua petugas polisi untuk masuk ke dalam mobil. /USA TODAY/

 

PR BEKASI – Bentrokan terjadi di Wisconsin, Amerika Serikat buntut dari kasus penembakan oleh dua orang polisi kepada pria kulit hitam Jacob Blake.

Selama protes, massa bentrok dengan polisi hingga terjadi baku tembak. Saksi menyatakan setidaknya satu orang terluka setelah peluru ditembakkan.

Dilansir Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Mirror, Rabu, 26 Agustus 2020, polisi menembakkan peluru karet, gas air mata, dan granat tangan saat bentrok dengan 300 sampai 400 demonstran di Kenosha, Wisconsin. Peraturan jam malam pun telah ditetapkan oleh pihak berwenang.

Baca Juga: Pemkot Bekasi Rilis Surat Edaran Tentang Penggantian Klaim Biaya Perawatan Pasien COVID-19

Massa melemparkan botol dan petasan kepada para petugas setelah mobil patroli berlapis baja menembakan gas air mata ke dalam kerumunan.

Kerusuhan tersebut terjadi beberapa jam setelah Gubernur Wisconsin, Tony Evers mengumumkan keadaan darurat dan menyatakan akan menyebarkan pasukan tambahan dari garda nasional.

Pada saat itu, ibunda Jacob Blake telah mengimbau massa untuk tenang.

Jacob Blake ditembak pada jarak dekat didepan tiga putranya yang berusia tiga, lima, dan delapan tahun pada Minggu, 23 Agustus 2020, ketika dia berjalan menjauh dari polisi.

Baca Juga: Bahas Kemungkinan Bioskop Buka Kembali, Anies Baswedan Siapkan Regulasi dan Sanksi Tegas

Video mengenai penembakan tersebut pun telah disebarkan ke media sosial dan memicu protes di seluruh dunia.

Jacob Blake disebut terkena empat dari tujuh tembakan oleh seorang petugas ketika mencoba untuk melerai perselisihan antara dua wanita.

"Dan tidak ada indikasi dia (Jacob) bersenjata,” ucap pengacara keluarga Jacob, Ben Crump dalam wawancara bersama ABC News pada Selasa, 25 Agustus 2020.

Sementara itu, polisi masih belum memberikan penjelasan mengapa Jacob ditembak.

“Mereka menembak putraku sebanyak tujuh kali, tujuh kali! seakan-akan dia tidak berharga. Putraku berharga, dia manusia dan dia berharga,” tutur ayah Jacob Blake, Jacob Blake Snr kepada reporter.

Baca Juga: Hapus Semua Foto Nadya Mustika di Instagram, Rizki DA Dikabarkan Telah Cerai

Ibunda Jacob Blake, Julia Jackson, mengatakan bahwa putranya telah berjuang untuk hidupnya, namun menyerukan persatuan, mengatakan Julia berdoa untuk para petugas kepolisian.

Julia juga mengatakan bahwa putranya tidak akan menyetujui kerusakan yang terjadi atas kota tersebut.

“Hal itu tidak mencerminkan putra dan keluarga saya,” ucapnya.

Para pejabat mengatakan bahwa sekitar puluhan kebakaran terjadi pada hari senin malam, kebanyakan di daerah pinggiran kota dimana banyak tempat bisnis dibakar.

Baca Juga: Berharap Tidak Ada Peningkatan Kasus, Ridwan Kamil Targetkan Pengujian PCR 50.000 Per Pekan

Ben Crump bersama pengacara lain untuk keluarga Jacob, Patrick Salvi II, mengatakan peluru menghancurkan beberapa tulang belakang Jacob sehingga mengakibatkan dia lumpuh dari pinggang sampai ke bawah dan kemungkinan akan terjadi secara permanen.

Jacob Blake juga menderita luka tembak di lambung dan saluran pencernaan yang membuat para ahli bedah harus menyingkirkan sebagian besar usus besar dan usus kecilnya, dan luka tersebut terus-menerus merusak ginjal, hati, serta lengannya.

“Perlu sebuah mukjizat bagi Jacob untuk dapat berjalan lagi,” ucap Ben yang juga menambahkan bahwa keluarga bermaksud untuk mengajukan gugatan kembali untuk meminta pertanggungjawaban dari para pelaku yang bersalah.

Baca Juga: Alami Kelumpuhan dan Luka Organ Dalam Usai Ditembak 7 Kali, Ibunda Jacob Blake: Anakku Manusia!

Keluarga dan para demonstran menuntut para petugas kepolisian yang terlibat dalam penembakan, yang saat ini telah ditempatkan pada cuti administratif, agar diberhentikan dan diadili.

Penembakan tersebut terjadi tiga bulan setelah kematian George Floyd di Minneapolis yang memicu protes secara nasional terhadap kebrutalan dan rasisme polisi.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Mirror


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah