Seorang penggali mekanis menarik balok penopang baja dan puing-puing berat lainnya dari reruntuhan.
Penduduk berkumpul di dekatnya, berharap seseorang dapat ditemukan. Masyarakat pun sudah pasrah dengan mengatakan pemerintah tidak cukup membantu.
"Pemerintah telah sepenuhnya berpuas diri, sama sekali tidak hadir," kata Stephanie Bou Chedid, seorang sukarelawan dari sebuah kelompok yang membantu korban ledakan.
Presiden Michel Aoun menindaklanjuti operasi tersebut melalui panggilan telepon dengan kepala pertahanan sipil.
Baca Juga: KPK Panggil Wali Kota Bandung Soal Korupsi Ruang Terbuka Hijau
Di dekat lokasi, Mohamed Houry (65) mengatakan dia berharap seseorang ditemukan hidup-hidup tetapi, meskipun hanya mayat yang ditemukan, "penting bagi keluarga mereka untuk menemukan kedamaian."
Ledakan itu menghancurkan sebagian besar ibu kota terutama menghancurkan distrik-distrik seperti Gemmayze, rumah bagi banyak bangunan tradisional tua, yang beberapa di antaranya hancur akibat gelombang kejut.
Tim penyelamat, termasuk sukarelawan dari Cile, menggunakan peralatan pemindaian untuk membuat gambar 3D dari reruntuhan untuk mencoba menemukan siapa pun yang hidup dan ditayangkan pada gambar televisi lokal.
Selain itu, Tentara Lebanon menyerukan keheningan satu menit pada pukul 18.07 (1507 GMT) pada Jumat, 4 September 2020 untuk menandai satu bulan sejak ledakan tersebut terjadi.***