PR BEKASI - Sebulan setelah ledakan mengerikan di Beirut, Lebanon, petugas penyelamat tetap menggali puing-puing gedung, berharap menemukan seseorang yang masih hidup lebih dari sebulan setelah dihancurkan oleh ledakan pelabuhan besar yang menghancurkan ibu kota Lebanon.
Tim penyelamat mengatakan pada Jumat, 4 September 2020 bahwa sensor telah mendeteksi tanda-tanda denyut nadi dan pernapasan di bawah puing-puing bangunan di distrik Gemmayze.
Penggali mekanis kemudian mengangkat bongkahan beton dan pasangan bata saat para pekerja menggunakan sekop dan tangan mereka untuk menggali reruntuhan tersebut.
Baca Juga: Nilai Keberhasilan Platform Digital Selama PJJ, Kemendikbud Anggarkan Lagi Rp109,85 Miliar
Gemmayze dan distrik tetangga Mar Mikhael termasuk di antara daerah yang paling parah terkena ledakan pada 4 Agustus di pelabuhan Beirut, yang disebabkan oleh ribuan amonium nitrat yang disimpan dengan buruk.
Ledakan itu telah menewaskan sekitar 190 orang dan melukai 6.000 orang, di negara yang kian terpuruk setelah dilumpuhkan oleh krisis ekonomi.
Petugas penyelamat mengatakan mungkin juga ada mayat di bawah puing-puing bangunan.
“Mesin itu mengatakan bahwa ada yang hidup, detak jantungnya, dan anjingnya menandai mayat, Ini teorinya. Sekarang kami sedang mencari untuk memastikannya,” kata Mansour Al Asmar, seorang relawan pekerja penyelamat Lebanon di tempat kejadian, dikutip dari Reuters.
Baca Juga: Pelanggar Protokol Kesehatan di Cimahi Dihukum Push Up, Wali Kota: Supaya Ingat Pakai Masker