Israel Masuki Tahun ke-75, para Pejabat Takut akan Isu Kutukan 80 Tahun?

- 1 November 2023, 16:49 WIB
Ilustrasi Israel. Pejabat di sana takut akan isu kutukan 80 tahun keruntuhan?
Ilustrasi Israel. Pejabat di sana takut akan isu kutukan 80 tahun keruntuhan? /Reuters/Ammar Awad/

PATRIOT BEKASI - Sempat viral sebuah video dari juru bicara Al-Qassam, Abu Ubaida, mengenai isu kutukan 80 tahun yang membuat para pejabat Israel resah. Menurut Taurat dan Talmud, umur kerajaan atau negara yang didirikan bangsa Yahudi tidak akan lebih dari 80 tahun.

Sementara itu, saat ini Israel telah memasuki tahun ke-75 sejak mereka merebut tanah Palestina dan mengusir warga yang tinggal di sana. Di sisi lain, keruntuhan 'kerajaan Israel' menurut Tanakh, Perjanjian lama, melibatkan alasan internal.

Muncul perselisihan di antara mereka dan pada akhirnya apa yang mereka dirikan pun hancur. Faktanya, warga Yahudi termasuk bangsa yang mempercayai apa yang tertulis mengenai mereka, termasuk sebagaimana yang Allah firmankan dalam Alquran.

Baca Juga: Samsung Galaxy Tab A9 Resmi Hadir di Indonesia, Bandingkan dengan Redmi Pad Mana yang Lebih Worth It?

Karena itu, isu kutukan ini pun menjadi momok menakutkan para pejabat Israel. Ditambah dengan situasi saat ini, di mana mereka memasuki dekade kedelapan dan perpecahan internal mulai terlihat jelas di tingkat politik.

Mayoritas pemimpin Israel percaya pada kutukan delapan dekade tersebut. Menurut kronik Israel, sebagian besar Kerajaan Nabi Sulaiman di Israel runtuh pada dekade kedelapan.

Mantan Perdana Menteri Ehud Barak telah menyatakan keprihatinannya mengenai kelangsungan hidup Israel, dengan mengatakan bahwa entitas tersebut akan lenyap sebelum peringatan 80 tahun berdirinya Israel pada tahun 1948.

Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar berbahasa Ibrani Yedioth Ahronoth, mantan jenderal militer yang menjadi perdana menteri, mengatakan bahwa orang-orang Yahudi tidak pernah memerintah selama lebih dari 80 tahun sepanjang sejarah, dan meramalkan skenario malapetaka bagi Israel.

Halaman:

Editor: M Hafni Ali

Sumber: Press TV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah