Network
PR BEKASI – Pada Jumat, 16 September 2020 ratusan orang menggenggam lilin, bunga, dan karton dengan tulisan saat berkumpul di tengah kesunyian, di depan gedung Mahkamah Agung Amerika Serikat (AS) Di Washington.
Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara pada Sabtu, 19 September 2020 yang dilakukan oleh ratusan orang tersebut sebagai bentuk penghormatan terakhir untuk Hakim Agung, Ruth Bader Ginsburg yang baru saja dikabarkan wafat.
Diketahui bahwa Ginsburg telah menjadi Hakim Agung sejak 1993, ia meninggal dunia dalam usia 87 tahun pada Jumat, 18 September 2020 akibat komplikasi dari kanker pankreas metastasis.
Baca Juga: Simpang Siur Kurikulum Baru, Kemendikbud: Pelajaran Sejarah Akan Tetap Ada di Setiap Generasi
Hal tersebut dikonfirmasi oleh pihak Mahkamah Agung dalam sebuah pernyataannya.
Ginsburg merupakan pejuang hak-hak perempuan yang kemudian menjadi ikon bagi kaum liberal di AS.
Kepergian Ginsburg dapat secara tiba-tiba mengubah keseimbangan ideologis di badan peradilan tertinggi itu dengan menggeser lebih jauh ke aliran kanan.
Baca Juga: Hadiri Perayaan Hari Pemuda Nasional Pertama, BTS Berikan Hadiah Istimewa untuk Pemuda di Masa Depan
Sesaat sebelum tengah malam, seorang perempuan melantunkan Kaddish, doa tradisional Yahudi untuk mendiang, pada malam pertama awal tahun baru Yahudi, Rosh Hashanah.
“Rasanya nyaman berada di luar sini bersama dengan orang-orang yang merasakan hal serupa. Tidak satu pun yang marah di sini. Ini adalah rasa perenungan dalam diam, rasa penghormatan” kata Dominik Radawski (46), yang menghadiri kegiatan tersebut.
Dikenal dengan nama RGB, beberapa tahun belakangan ini Ginsburg muncul seperti ikon populer yang gambarnya tercetak pada cangkir kopi, kaos, dan buku anak-anak.
Baca Juga: TikTok dan WeChat Resmi Dilarang di AS Mulai Besok, Tiongkok Geram dan Akan Ambil Tindakan Balasan
“RGB menginspirasi banyak perempuan muda untuk mengejar mimpi mereka dengan berfokus pada hal yang dinilai tak mungkin oleh orang-orang. Dan ia membuatnya menjadi mungkin,” kata Clair Shelby (19).
“Saya kira setiap orang berada di sini malam ini untuk menghormati kenangannya dan memasikan bahwa dia tidak akan pudar dalam sejarah,” kata Shelby, menambahkan.
Sementara, acara penghormatan juga di gelar di New York.
Baca Juga: Masyarakat Harus Hati-hati, Tiga Mekanisme Ini Paling Rawan Tularkan Covid-19
Dengan gambar Ginsburg dan pesan bertulis ‘thank you’ (terima kasih) dan ‘rest in power’ (istirahatlah dalam kekuatan) bergantian muncul lewat proyeksi di depan gedung Pengadilan Tinggi Sipil Negara Bagian new York di Manhattan.
Aksi diam tersebut kontras dengan pertarungan politik yang akan berlangsung tak lama lagi.
Khususnya untuk mengisi posisi yang ditinggalkan Ginsburg juga pemilihan umum (Pemilu) Presiden pada 3 November mendatang.
Baca Juga: Soal Wacana Adanya Kurikulum Baru, FSGI: Sepertinya Nadiem Makarim Belum Memahami Kurikulum 2013
Mitch McConnell, Pemimpin Mayoritas Senat dari Partai Republik, mengatakan bahwa Senat akan melakukan pemungutan suara terhadap siapa saja yang akan diajukan oleh Presiden Donald Trump.
Diketahui bahwa semasa Ginsburg menjabat, Mahkamah Agung AS diisi oleh 5-4 anggota konservatif versus liberal.
Saat ini, dengan kandidat dari Trump, lembaga itu diperkirakan akan mempunyai proporsi 6-3 dengan penambahan pada konservatif.
Baca Juga: Tersiram Teh Panas Starbucks, Pria Ini Alami Luka Bakar Permanen di Alat Kelaminnya
“Ini adalah pernyataa yang dipikirkan oleh semua orang malam ini. Akan hadir lagi seseorang yang seperti dia?” kata David Hill (60), salah satu peserta lainnya.***
