Baca Juga: Mantan Tim Mawar Masuk ke Kemenhan, Amnesty International Indonesia: Pemerintah Salah Langkah!
Dengan menggunakan citra satelit, saksi mata, laporan media, dan berbagai dokumen resmi, institut tersebut mengatakan, setidaknya ada 61 lokasi penahanan yang sedang dalam konstruksi dan perluasan baru antara Juli 2019 hingga Juli 2020.
Anggota parlemen AS baru-baru ini memilih untuk melarang impor dari Xinjiang karena adanya penggunaan kerja paksa tersebut.
Beijing baru-baru ini menerbitkan buku putih yang membela kebijakannya di Xinjiang, dikatakannya sebagai program pelatihan, skema kerja, dan pendidikan berguna untuk peningkatan mutu kehidupan.
Mereka membela apa yang disebutnya pelatihan yang diperlukan untuk membasmi ekstremisme.
Baca Juga: Geser Jack Ma, Juragan Air Kemasan yang Tak Lulus SD Ini Jadi Orang Terkaya di Tiongkok
Beijing secara terus-menerus telah mendapat kecaman Internasional atas kebijakannya di wilayah tersebut.
Berbagai kelompok hak asasi manusia mengatakan, sebanyak satu juta Muslim Uighur ditahan di kamp-kamp interniran.
Dewan Perwakilan Rakyat AS pada Selasa, 22 September 2020 telah memutuskan untuk melarang impor dari wilayah Xinjiang, Tiongkok.
Mereka bersumpah untuk menghentikan apa yang anggota parlemen katakan sebagai kerja paksa sistematis oleh pihak Xinjiang.