Peneliti Australia Kaget, 16.000 Masjid di Xinjiang Hancur Lebur oleh Ulah Pemerintah Tiongkok

- 26 September 2020, 09:54 WIB
Masjid yang tersisa di antara reruntuhan permukiman Uighur yang telah dihancurkan di Urumqi, Xinjiang, Tiongkok.
Masjid yang tersisa di antara reruntuhan permukiman Uighur yang telah dihancurkan di Urumqi, Xinjiang, Tiongkok. /Tangkapan layar video Wall Street Journal

PR BEKASI - Ribuan masjid di Xinjiang dilaporkan telah rusak atau hancur hanya dalam tiga tahun dan menyisakan lebih sedikit masjid di wilayah tersebut.

Peristiwa hancurnya masjid kali ini lebih banyak daripada peristiwa revolusi apa pun sejak ada "Revolusi Kebudayaan", menurut laporan tentang penindasan Tiongkok terhadap minoritas Muslim.

Dilansir Pikiranrakyat-Bekasi.com dari The Gurdians, pengungkapan data tersebut tercatatat dalam proyek data ekspansif oleh Australian Strategic Policy Institute (ASPI).

Data tersebut diambil dengan menggunakan citra satelit dan pelaporan di lapangan untuk memetakan pembangunan kamp tahanan yang ekstensif dan berkelanjutan serta perusakan terhadap situs budaya dan agama di utara dan bagian barat.

Baca Juga: Peneliti Australia Dibuat Kaget, Ternyata Ada 380 Fasilitas Penahanan Muslim Uighur di Xinjiang 

Thinktank mengatakan pemerintah Tiongkok mengklaim bahwa ada lebih dari 24.000 masjid di Xinjiang dan berkomitmen untuk melindungi serta menghormati keyakinan agama yang tidak didukungnya tersebut dan memperkirakan bahwa kurang dari 15.000 masjid tetap berdiri - dengan lebih dari setengahnya rusak.

"Ini adalah angka terendah sejak Revolusi Kebudayaan, ketika kurang dari 3.000 masjid tersisa," kata laporan itu.

Tiongkok telah membangun 380 kamp interniran di Xinjiang, studi menemukan sekitar dua pertiga masjid di daerah itu terpengaruh dan sekitar 50 persen situs budaya yang dilindungi telah rusak atau hancur, termasuk penghancuran total Ordam mazar (tempat suci), sebuah situs kuno ziarah yang berasal dari abad ke-10.

Sejak 2017, diperkirakan 30 persen masjid telah dihancurkan, dan 30 persen lainnya rusak, termasuk penghapusan elemen arsitektur seperti menara atau kubah, kata laporan itu.

Baca Juga: Gol Bunuh Diri Pupuskan Perjuangan Timnas U-19 Atas Bosnia, Shin Tae-yong Akui Banyak PR 

Sementara sebagian besar situs tetap sebagai lahan kosong, yang lain diubah menjadi jalan dan tempat parkir mobil atau diubah untuk keperluan pertanian, kata laporan itu.

Beberapa diratakan dengan tanah dan dibangun kembali di sebagian kecil dari ukuran sebelumnya, termasuk Masjid Agung Kashgar yang dibangun pada tahun 1540 dan diberikan perlindungan bersejarah tingkat tertinggi kedua oleh otoritas Tiongkok.

Daerah yang menerima banyak wisatawan, termasuk ibu kota, Urumqi dan kota Kashgar, berada di luar dengan sedikit kerusakan yang tercatat, tetapi ASPI mengatakan laporan dari pengunjung ke kota-kota menunjukkan mayoritas masjid digembok atau telah diubah menjadi yang lain.

Baca Juga: Suami 'Pinjamkan' Istri ke Saudara Ipar, Berujung Istri Tidak Kembali Karena Sudah 'Betah'

ASPI mengatakan pihaknya membandingkan citra satelit baru-baru ini yang tercatat ada lebih dari 900 situs keagamaan yang terdaftar secara resmi yang dicatat sebelum penumpasan tahun 2017.

ASPI juga menggunakan metodologi berbasis sampel untuk membuat "perkiraan yang kuat secara statistik" dengan referensi silang dengan data sensus.

Beijing telah menghadapi tuduhan dengan bukti yang semakin banyak terkait pelanggaran hak asasi manusia massal di Xinjiang.

Termasuk penahanan lebih dari satu juta Muslim Uighur dan Turki di kamp-kamp penahanan, yang keberadaan awalnya disangkal sebelum mengklaim bahwa mereka sedang dilatih dan dipulihkan pusat pendidikan.

Baca Juga: Denmark Kecewa Berat karena Piala Thomas dan Uber Ditunda Lagi, Indonesia Disebut Egois 

Sementara menurut pantauan dari Aj+, "Citra satelit baru menunjukkan 40 persen lebih banyak kamp penahanan di Tiongkok daripada yang diketahui sebelumnya.

"Laporan itu juga mengungkapkan upaya langsung pemerintah Tiongkok untuk meruntuhkan warisan budaya Uighur, termasuk kerusakan dan penghancuran sekitar 16.000 masjid," cuit akun Twitter @Ajplus pada 26 September 2020.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x