Ada Kemungkinan Mutasi Virus Baru yang Lebih Kuat, Peneliti Selidiki Kasus COVID-19 di Chile

- 12 Oktober 2020, 15:15 WIB
Ilustrasi covid-19 yang telah menyebar ke seluruh penjuru dunia.
Ilustrasi covid-19 yang telah menyebar ke seluruh penjuru dunia. /Pixabay

PR BEKASI - Para ilmuwan di Chile sedang menyelidiki kemungkinan mutasi virus COVID-19 di Magallanes yang terletak di wilayah Patagonia yang didominasi oleh pegunungan bersalju dan ratusan teluk, tepatnya di ujung selatan benua Amerika.
 
Wilayah yang berbatasan langsung dengan negara Argentina tersebut telah melewati gelombang infeksi kedua yang sangat menular dalam beberapa pekan terakhir.
 
Pertanyaan telah muncul karena daerah terpencil Magallanes, yang hanya menyumbang satu persen dari populasi negara itu, melaporkan hampir 20 persen dari total kasus Chile sejauh ini, hal ini menunjukkan potensi munculnya mutasi virus baru.

Baca Juga: Beredar Video Polisi Jemur Demonstran Tanpa Baju di Aspal, Fadli Zon: Ini Jelas Pelanggaran HAM

Sementara mutasi semacam itu telah diamati di tempat lain, para peneliti belum bisa menyimpulkan apa pengaruh mutasi virus tersebut terhadap manusia.
 
Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs berita Al Jazeera, pada awal pekan ini jumlah orang yang teridentifikasi positif COVID-19 di Magallanes sama dengan di ibu kota Chile, Santiago
 
Sedangkan diketahui Magallanes sendiri memiliki kepadatan populasi terendah di negara itu, 170.000 berbanding 8 juta bila dibandingkan jumlah penduduk di Santiago.
 
Para ahli mengatakan mungkin ada banyak alasan terkait jumlah kasus tersebut, salah satunya oleh faktor cuaca yang dingin.

Baca Juga: Ormas Islam Akan Kepung Istana Besok, Muhammadiyah: Kami Tidak Ikut, Lebih Banyak Mudharatnya 

Akan tetapi, mereka tidak dapat mengesampingkan bahwa penyebab utama penularan ini adalah virus COVID-19 yang telah bermutasi menjadi lebih kuat.
 
Sebuah penelitian di luar Chile juga menunjukkan bahwa virus COVID-19 dapat berevolusi saat beradaptasi dengan inang manusianya.
 
Sebuah studi pendahuluan yang menganalisis struktur virus setelah dua gelombang infeksi di Houston, Amerika Serikat, menemukan bahwa jenis virus Covid-19 yang lebih menular mendominasi sampel  kasus baru-baru ini.
 
Para ilmuwan mengatakan virus yang bermutasi dapat membuat virus tersebut lebih menular tetapi tidak selalu membuatnya lebih mematikan, juga tidak serta merta menghambat keefektifan vaksin potensial.

Baca Juga: Face Shields dengan Masker Kain, Manakah yang Lebih Baik? Berikut Penjelasannya

“Beberapa dari variabel ini seperti dingin dan angin dikaitkan dengan tingkat penyebaran yang lebih tinggi di dunia,” kata Marcelo Navarrete, peneliti dari Universitas Magallanes.
 
Organisasi Kesehatan Pan Amerika membantu para ilmuwan Chile dalam upaya untuk mengetahui lebih banyak, terutama untuk memastikan apakah versi baru Covid-19 ini lebih menular daripada virus sebelumnya atau tidak.
 
“Jika hipotesis itu divalidasi, tentu akan mengkhawatirkan karena jika tingkat penularan yang kita lihat di Magallanes menyebar secara nasional, itu berarti 25.000 kasus baru per hari, dan itu memang skenario berbahaya,” kata Wakil Menteri Kesehatan Chile, Arturo Zuniga.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x