Pejabat itu mengatakan dia tidak dapat menguraikan substansi dari semua perjanjian yang dijadwalkan untuk ditandatangani pada hari Minggu, tetapi kerjasama keamanan kemungkinan besar akan menjadi topik utama dalam pembicaraan bilateral tersebut.
Masyarakat Palestina telah mengutuk normalisasi hubungan Bahrain dan UEA dengan Israel sebagai "pengkhianatan" dalam perjuangan Palestina dalam mendirikan negara yang merdeka.
Baca Juga: Waspada! Pekan Depan Curah Hujan Meninggi Akibat La Nina, BMKG Prediksi Wilayah Ini Akan Terdampak
Kesepakatan tersebut menandai pergeseran yang berbeda dalam status quo yang telah berusia puluhan tahun.
Yang mana negara-negara Arab telah mencoba untuk mempertahankan persatuan melawan Israel atas perlakuannya terhadap warga Palestina yang tidak memiliki kewarganegaraan.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa banyak negara di Timur Tengah yang menginginkan membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
Baca Juga: Pelaku Usaha dalam Posisi Bertahan, Kadin Optimis Ekonomi Indonesia Akan Membaik Tahun 2021
Menurutnya, hal ini dikarenakan negara-negara Arab tersebut telah menyadari peluang perdagangan yang menguntungkan dengan Israel di atas konflik Palestina.
Tetapi, Arab Saudi mengatakan tidak akan mengikuti sekutunya Bahrain dan UEA dalam membangun hubungan diplomatik tanpa resolusi untuk masalah Palestina.***