Covid-19 hingga Rasisme, Berikut Kunci Debat Presiden Terakhir antara Donald Trump dan Joe Biden

- 23 Oktober 2020, 19:07 WIB
Donald Trump (kiri) melawan Joe Biden (kanan) dalam debat presiden terakhir besok pagi.
Donald Trump (kiri) melawan Joe Biden (kanan) dalam debat presiden terakhir besok pagi. /CBC.ca

Keduanya mengatakan bahwa mereka memahami tantangan yang dihadapi warga kulit hitam, tetapi segmen tersebut lebih banyak berisi penyerangan dari satu sama lain.

Donald Trump menyalahkan Joe Biden, dan menyebutnya sebagai kekuatan yang hampir tunggal di balik penahanan massal, terutama kepada 'pria muda berkulit hitam'.

Baca Juga: PLN Lakukan Efisiensi BPP, Menteri ESDM: Harus Tetap Berkualitas dan Terjangkau

Dia juga menyatakan bahwa dirinya adalah 'pria yang paling tidak rasis di ruangan ini', dan mengulangi pernyataanya mengenai "tidak ada yang melakukan apa yang telah saya lakukan, untuk orang kulit hitam Amerika".

Tetapi dalam kasus tersebut, Donald Trump memberikan pengecualian terhadap Abraham Lincoln sebagai ‘pengecualian yang memungkinkan’.

Selain pertarungan mengenai beberapa isu, Donald Trump mendapat perhatian karena perubahan sikapnya setelah perdebatan pertama.

Baca Juga: Masih sebagai Konsumen, Ma’ruf Amin Harapkan Indonesia Jadi Pemain Global Industri Halal

Dia mendapatkan banyak kritikan setelah debat Presiden AS yang pertama, karena seringnya terjadi interupsi dan kecaman terhadap saingannya dari partai Demokrat.

Donald Trump dinilai sedikit lebih diam dalam perdebatan keduanya, dia juga menyampaikan permintaan kepada moderator Kristen Welker ketika akan menanggapi jawaban Joe Biden, dengan mengucapkan 'Kalau boleh?'.

Terakhir, Donald Trump kembali dengan taktik yang diyakini telah membawanya ke kantor Oval empat tahun yang lalu, yakni memberikan serangan pribadi kepada lawannya.

Halaman:

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: EuroNews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x