Jauh-jauh Datang dari AS Temui Menlu Azerbaijan dan Armenia, Mike Pompeo Minta Perang Dihentikan

- 24 Oktober 2020, 06:25 WIB
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompe.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompe. /Twitter/@SecPompeo

PR BEKASI - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo dijadwalkan bertemu dengan menteri luar negeri Azerbaijan dan Armenia pada Jumat, 23 Oktober 2020 dalam upaya untuk mengakhiri pertumpahan antara kedua negara, yang menyebabkan ratusan orang telah tewas.
 
Tetapi beberapa jam sebelum pembicaraan akan dimulai, pasukan Azerbaijan dan pasukan etnis Armenia kembali baku tembak dalam perebutan wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan.
 
Batalnya dua gencatan senjata yang ditengahi Rusia telah meredupkan harapan untuk segera mengakhiri pertempuran yang meletus sejak 27 September 2020 di wilayah milik Azerbaijan yang dikendalikan oleh etnis Armenia tersebut.
 
Baca Juga: Tidak Ingin Kalah dengan Tetangga, Gelaran MotoGP Indonesia Diharapkan Lebih Baik dari Thailand 

Dalam pertempuran terakhir, Kementerian Pertahanan Azerbaijan melaporkan bahwa pertempuran meletus di beberapa wilayah, termasuk wilayah yang dekat dengan garis kontak yang memisahkan kedua belah pihak.
 
Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera, Kementerian Pertahanan Armenia juga melaporkan pertempuran di beberapa daerah dan mengatakan kota Martuni di Nagorno-Karabakh di bom semalam.
 
Mike Pompeo diperkirakan akan mengadakan pembicaraan terpisah dengan Menteri Luar Negeri Azerbaijan, Jeyhun Bayramov dan Menteri Luar Negeri Armenia, Zohrab Mnatsakanyan.
 
Tidak dijelaskan apakah Pompeo akan bertemu langsung dengan para menteri tersebut atau tidak. 

Baca Juga: Bergerak Atasi Banjir, Anies Baswedan Akan Pilih Kelompok Warga untuk Digusur, Catat Kriterianya 

"Saya sangat berharap mitra Amerika kami akan bertindak bersama-sama dengan kami dan akan membantu penyelesaian," kata Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis, 22 Oktober 2020.
 
Sejak meletusnya konflik tersebut, Vladimir Putin selalu berbicara kepada para pemimpin Armenia dan Azerbaijan beberapa kali sehari melalui telepon.
 
Puluhan warga sipil di kedua sisi tewas bersama dengan lebih dari 700 tentara yang didukung Armenia, sementara Azerbaijan tidak mengungkapkan korban tewas militernya.
 
Namun, diperkirakan bahwa jumlah korban tewas lebih banyak dari data yang beredar di publik tersebut.
 
Baca Juga: Covid-19 hingga Rasisme, Berikut Kunci Debat Presiden Terakhir antara Donald Trump dan Joe Biden 

Putin memperkirakan pada Kamis bahwa hampir 5.000 orang telah tewas dalam pertempuran sejauh ini.
 
Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengadakan pertemuan tanpa pemberitahuan sebelumnya dengan Presiden Armenia, Armen Sarkissian di Paris pada Kamis, 22 Oktober 2020.
 
Dirinya mengatakan hanya solusi diplomatik yang dapat diterima untuk mengakhiri konflik dua negara bertetangga tersebut.
 
Mike Pompeo mengatakan dia berharap solusi diplomatik dan "jalan yang benar ke depan" dapat ditemukan ketika AS, Prancis, dan Rusia terus melanjutkan upaya mediasi yang telah mereka pimpin selama beberapa dekade meskipun hasilnya belum terlihat sampai saat ini.
 
Baca Juga: Beberapa Vaksin Dibuat dengan Enzim Babi, Pakar: Calon Vaksin Dicuci dan Disaring Miliaran Kali 

Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan mengatakan minggu ini dia tidak melihat resolusi diplomatik dari konflik yang sudah berlangsung lama pada tahap ini.
 
Sedangkan Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev mengatakan prospek mencapai penyelesaian damai "sangat jauh" dan menuntut janji bahwa Azerbaijan akan menyerahkan kembali kendali atas Nagorno-Karabakh, yang diakui oleh PBB sebagai wilayah Azeri.
 
Armenia menganggap Nagorno-Karabakh sebagai bagian dari tanah air bersejarah mereka dan menuduh Azerbaijan melakukan perampasan tanah dalam pertempuran baru-baru ini.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x