Azerbaijan dan Armenia Makin Memanas, 13 Warga Ganja Tewas dalam Konflik Sengketa Nagorno-Karabakh

- 18 Oktober 2020, 06:30 WIB
Ilustrasi bendera Armenia (kiri) dan Azerbaijan.
Ilustrasi bendera Armenia (kiri) dan Azerbaijan. /In Home Land Security

PR BEKASI – Sedikitnya 13 warga sipil termasuk dua anak telah tewas serta lebih dari 40 luka-luka dalam serangan di kota kedua di Azerbaijan, Ganja yang menurut Baku dilakukan oleh pasukan Armenia.
 
Serangan rudal tersebut telah meratakan deretan rumah pada Sabtu, 17 Oktober 2020 serta menewaskan dan melukai orang-orang yang sedang tidur akibat konflik Nagorno-Karabakh yang terus berkecamuk.
 
Armenia membantah berada di balik serangan itu dan sebaliknya menuduh Azerbaijan terus menembaki Stepanakert, kota utama di wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan oleh kedua negara.

Baca Juga: Tanggapi Tewasnya Guru Sejarah di Prancis, Charlie Hebdo: Intoleransi Telah Lewati Ambang Batas 

Serangan ke Ganja menandai peningkatan tajam dalam konflik, dengan Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev menjanjikan balas dendam terkait serangan tersebut.
 
"Lebih dari 20 rumah hancur dalam serangan itu,” kata Asisten Pribadi Presiden Azerbaijan, Hikmat Hajiyev, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs berita Al Jazeera.
 
Serangan di Ganja, yang berpenduduk lebih dari 300.000 orang, terjadi hanya enam hari setelah sebuah rudal menghantam bagian pemukiman lain kota, menewaskan sepuluh warga sipil dan menyebabkan banyak orang gelisah.
 
“Rumahku hancur. Untungnya saya dan keluarga saya tidak ada di rumah,” kata Sevil Aliyeva, seorang penduduk dari Ganja.

Baca Juga: Pasokan Listrik dan Koneksi Internet Terbatas, Anak-anak di Gaza Kesulitan Belajar Lewat Daring 

Rudal juga diketahui telah menyerang kota Mingecevir, sekitar satu jam perjalanan ke arah utara Ganja yang menyebabkan beberapa bergetar.
 
Mingecevir sendiri dilindungi oleh sistem pertahanan misil karena merupakan rumah bagi bendungan penting bagi Azerbaijan.
 
Kementerian pertahanan mengatakan Mingecevir diserang, tetapi tidak memberikan rincian terkait kerusakan dan korban jiwa.

Turki, yang merupakan sekutu terdekat Azerbaijan telah mengutuk serangan itu dan menyebutnya sebagai kejahatan perang.

Baca Juga: Polisi Tembakkan Cairan Kimia Biru, Massa Aksi Penggulingan Pemerintah Thailand Bubar Kocar-kacir 

"Armenia masih melakukan kejahatan perang dan pembantaian warga sipil. Berdiam diri melawan kekejaman ini sama dengan berbagi tanggung jawab atas pembunuhan ini," kata Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu.
 
Pertempuran antara kedua negara yang dimulai sejak 27 September lalu tersebut merupakan yang terburuk di wilayah itu sejak Azerbaijan dan pasukan etnis Armenia berperang pada tahun 1990-an di Nagorno-Karabakh.
 
Nagorno-Karabakh merupakan wilayah Azerbaijan yang sebagian besar penduduknya merupakan etnis Armenia.

Baca Juga: Hasil Survei: Anak Perempuan Lebih Rentan Mengalami Depresi Selama Pandemi, Apa Sebabnya? 

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x