PR BEKASI - Prancis meningkatkan keamanan secara nasional pada Jumat, 30 Oktober 2020 untuk berjaga-jaga terhadap serangan Islam setelah terjadi teror dan penikaman di sebuah gereja di Kota Nice.
Sementara aksi protes terus berkobar di beberapa bagian Timur Tengah, Asia dan Afrika atas penerbitan karikatur Nabi Muhammad oleh majalah satire Charlie Hebdo.
Dilansir Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters, atas kejadian itu, Presiden Emmanuel Macron pun mengerahkan ribuan tentara untuk melindungi situs-situs penting termasuk tempat ibadah dan sekolah.
Baca Juga: Buntut Pernyataan Islamofobia Emmanuel Macron, Umat Islam di Dunia Bersatu Turun ke Jalan
Dirinya pun meningkatkan siaga keamanan tertinggi setelah serangan pisau mematikan di kotanya dalam dua minggu terakhir.
Sebelumnya, polisi telah menahan seorang migran Tunisia berusia 21 tahun yang dikenal sebagai Brahim al-Aouissaoui, atas serangan di mana ia berteriak "Allahu Akbar" setelah berhasil memenggal seorang wanita dan membunuh dua orang lainnya.
Serangan itu terjadi pada saat meningkatnya kemarahan di kalangan umat Islam di banyak negara atas isu kartun Nabi Muhammad di Prancis, yang mereka anggap menghina dan menghujat.
Baca Juga: Turki-Yunani Diguncang Gempa Besar, Sejumah Bangunan Runtuh dan Puluhan Orang Dilaporkan Tewas
Peristiwa itu terjadi hampir dua minggu setelah Samuel Paty, seorang guru sekolah di pinggiran kota Paris, dipenggal oleh seorang Chechnya yang berusia 18 tahun.