Hasil Sementara Tunjukan Donald Trump akan Lengser, Israel 'Khawatir' Kehilangan Pemukiman Palestina

- 4 November 2020, 09:22 WIB
Kolase foto Presiden Amerika Serikat Donald Trump (atas) dengan bendera negara Israel dan Palestina (bawah).
Kolase foto Presiden Amerika Serikat Donald Trump (atas) dengan bendera negara Israel dan Palestina (bawah). /Pikiran-rakyat.com

PR BEKASI - Jika dilihat dari 2020 US election results, saat ini Joe Biden mengungguli Donald Trump dengan 85 berbanding 61.

Memang dengan banyaknya konflik yang dituai Donald Trump belakangan ini, banyak yang menjagokan Joe Biden sebagai presiden Amerika Serikat berikutnya.

Namun kabar yang beredar bahwa Donald Trump akan lengser ini menjadi kekhawatiran bagi negara Israel.

Baca Juga: Sama-sama Susah, Burger King Promosikan Kompetitornya dan Usaha Lain Melalui Unggahan Instagram

Israel semakin khawatir atas hasil pemilu AS, mereka mengkhawatirkan kemenangan kandidat Demokrat Joe Biden dan kehilangan sekutunya, Donald Trump.

Menurut Pengamat Politik Palestina - Israel, Adnan Abu Amer, di antara kekhawatiran Israel tentang Joe Biden di Gedung Putih adalah bahwa ia dapat membawa AS kembali ke dalam kesepakatan nuklir Iran yang ditarik Trump pada 2018.

"Israel juga memperkirakan masalah permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem yang diduduki akan kembali menjadi agenda pemerintahan Demokrat, yang kemungkinan akan melihat mereka sekali lagi sebagai penghalang perdamaian," kata Adnan Abu Amer.

Baca Juga: Tito Karnavian Sebut Mendirikan Ormas Tak Perlu Izin: Sudah Dijamin Undang-undang

Diketahui, Israel mencari kerja sama yang lebih erat dengan negara-negara kawasan, pengaruh dalam Partai Demokrat, dan kontak positif dengan tim kampanye Biden untuk meniadakan kemungkinan kebijakan luar negeri anti-Israel di Washington.

PBB juga mungkin akan memberanikan diri untuk mengkritik permukiman ilegal tersebut. Hubungan Israel dengan Gedung Putih, sebagian besar orang Israel percaya, akan renggang.

Penilaian mereka, jika Biden terpilih, masalah Palestina akan menjadi prioritas utama politik luar negerinya, karena Joe Biden akan berusaha menjauhkan diri dari kebijakan presiden sebelumnya. 

Baca Juga: Sandiaga Uno Disebut Akan Sulit Jika Langsung Jadi Ketum PPP, Asrul Sani: Harus Jadi Pengurus Dulu

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari RRI, Rabu, 4 November 2020, demokrat radikal cenderung mendorong posisi kunci pemerintah dan dari sana memberikan tekanan pada Israel terkait permukiman.

Warga Israel masih mengingat 'masa lalu yang buruk' ketika Barack Obama menjabat pada 2016, Obama menandatangani perjanjian bantuan sepuluh tahun dengan Israel senilai 3,8 miliar dolar Amerika per tahun, yang harus diratifikasi Kongres setiap tahun. 

Saat ini, kelompok radikal di Partai Demokrat menuntut untuk memanfaatkan ini untuk mendorong Israel mengubah posisinya.

Baca Juga: Akan Tiba di RI Selasa Besok Bersama Keluarga, Berikut Kegiatan yang Akan Dilakukan Rizieq Shihab

Selain itu, kecil kemungkinan janji Trump akan diberlakukan. Kedutaan Besar AS akan tetap berada di Yerusalem jika Biden di Gedung Putih, tetapi duta besar bisa berkedudukan di Tel Aviv.

Joe Biden diyakini akan membuka kembali Kedutaan Besar Palestina di Washington, tepatnya Kantor Organisasi Pembebasan Palestina, yang ditutup Trump pada 2018.

Selanjutnya, ia akan mengembalikan bantuan kepada lembaga-lembaga Palestina, serta UNRWA, yang menyediakan layanan dasar penting bagi pengungsi Palestina, tetapi Biden tidak bermaksud menggunakan bantuan kepada Israel sebagai alat untuk menekannya agar mengubah kebijakannya.

Baca Juga: UU Ciptaker Sah, F-Demokrat: Presiden Telah Gagal Mendengar, Bahkan Mengabaikan Aspirasi Rakyat

Tamu asing pertama Biden jika dia menang pada 3 November kemungkinan besar adalah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Menteri Pertahanan Benny Gantz, dan Menteri Luar Negeri Gabi Ashkenazi. Mereka akan berharap dapat membuka lembaran baru dalam hubungan tersebut.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah