Tokoh Asing Sebut Suasana Pilpres AS Mirip dengan Pilpres Indonesia 2019, Ini Alasannya

- 6 November 2020, 14:22 WIB
Kolase foto ilustrasi suasana Pilpres AS 2020 (atas) dan suasana Pilpres Indonesia 2019 (bawah).
Kolase foto ilustrasi suasana Pilpres AS 2020 (atas) dan suasana Pilpres Indonesia 2019 (bawah). /Pikiran-rakyat.com

PR BEKASI - Pemilihan umum Presiden (Pilpres) di Amerika Serikat (AS) saat ini ternyata banyak menjadi sorotan sejumlah tokoh internasional.

Pasalnya, agenda Pilpres AS itu disebut-sebut mirip dengan suasana Pilpres 2019 di Indonesia.

Kemiripan ini terlihat dari para pendukung setiap Capres yang begitu antusias dan kerap terjerat konflik satu sama lain, sama seperti pada saat Pilpres Indonesia 2019.

Baca Juga: Siapapun Bisa Tinggal di Arab Saudi Seperti Rizieq Shihab, Simak Ketentuannya Agar Tak Salahi Aturan

Namun tak hanya sampai situ, baru-baru ini Donald Trump mengklaim kemenangannya di Pilpres AS, kejadian ini kian memberikan sinyal kemiripan yang lebih kuat terhadap susana Pilpres 2019 di Indonesia.

Sejumlah tokoh asing pun mengungkapkan kemiripan tersebut melalui akun resmi Twitter mereka, mulai dari seorang wartawan internasional hingga seorang akademisi di Australia.

Hal yang sama juga diungkapkan Kepala Biro Washington untuk ABC Australia, David Lipson. Dia menyebut bahwa suasana pilpres AS seperti susana politik di Indonesia.

Baca Juga: Sepekan Masa Pemilihan Presiden AS 2020, Kasus Covid-19 di 12 Negara Bagian Cetak Rekor Tertinggi

"Feeling like Indonesian politics rn (right now). (Seperti suasana politik Indonesia sekarang-red)," ucapnya.

Selang berapa waktu, cuitan tersebut ditanggapi oleh seorang akademisi di Australian National University Ross Tapsel yang menyebutkan bahwa suasana ini belum begitu mirip kecuali Trump nantinya diangkat menjadi Menteri Pertahanan Biden.

"Absolutely. But it's not truly Indonesian politics unless Trump ends up Biden's Secretary of Defense, (Tapi itu bukan politik Indonesia yang sebenarnya kecuali Trump menjadikan Biden Menteri Pertahanan)," tuturnya.

Baca Juga: Mengaku Berhubungan Baik dengan Rizieq Shihab, Ma'ruf Amin: Kalau Mau Pulang, Monggo

Tapsel juga pernah terlibat dalam Indonesia Project di ANU dan situs berita atau analisis New Mandala. Ia juga dewan redaktur jurnal Asia Scape: Digital Asia.

Cuitan lain juga datang dari mantan Direktur Proyek Asia Tenggara lembaga thinktank asal Australia, Lowy Institute.

Menurutnya, Joe Biden tidak akan menyentuh rekor suara terbanyak dalam pemilihan presiden sedunia yang diraih oleh Presiden Jokowi di Indonesia pada tahun lalu yaitu sebanyak, 85,607,352.

Baca Juga: Mengaku Berhubungan Baik dengan Rizieq Shihab, Ma'ruf Amin: Kalau Mau Pulang, Monggo

Diketahui Presiden Amerika Serikat Donald Trump sempat mengklaim dirinya telah memenangkan pemilihan presiden AS 2020, meskipun penghitungan suara belum selesai.

Donald Trump pun mengatakan dia akan pergi ke Mahkamah Agung untuk menghentikan penghitungan surat suara via pos yang masih belum selesai. Trump mengklaim telah terjadi penipuan.

"Ini penipuan terhadap publik Amerika. Ini memalukan negara kita," kata Donald Trump dalam pidatonya di Gedung Putih sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari AFP, Jumat, 6 November 2020.

Baca Juga: Jawab Tudingan Pulang Usai Dideportasi Arab Saudi, Habib Rizieq Tunjukkan Tiket dan Paspor Miliknya

Tentunya klaim Donald Trump ini mengingatkan publik pada suasana politik Indonesia pada Pilpres 2019 lalu.

Pada saat itu, calon presiden Prabowo Subianto mengklaim bahwa dirinya memenangkan pilpres, meskipun beberapa lembaga hitung cepat justru menampilkan kemenangan Jokowi.

Prabowo dan pendukungnya menuding ada kecurangan dalam pilpres dan melayangkan gugatan ke Mahkamah Konstitusi. Namun, gugatan Prabowo kalah. Kendati demikian, Prabowo akhirnya ditunjuk oleh Jokowi sebagai Menteri Pertahanan.***

Editor: Puji Fauziah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah