Marah-Marah karena Sedang Berada di Ambang Kekalahan, Greta Thunberg Sindir Donald Trump: Konyol!

- 6 November 2020, 19:53 WIB
Donald Trump.
Donald Trump. // Pixabay/Geralt /

PR BEKASI  - Presiden Inkumben Amerika Serikat (AS) Donald Trump marah-marah usai memperoleh informasi penghitungan sementara hasil pemilihan Presiden AS.

Berdasarkan informasi tersebut, Donald Trump diambang kekalahan dari calon Presiden Joe Biden dari hitungan suara sementara.

Donald Trump marah-marah melalui Twitternya dan meminta untuk menghentikan hasil penghitungan sementara.

Baca Juga: Antusiasme Masyarakat Dukung Uji Klinis Vaksin Covid-19

Stop the count (hentikan penghitungan suara),” ucap Donald Trump.

Menanggapi hal tersebut, Greta Thunberg, aktivis iklim dan lingkungan hidup, menyindir Donald Trump bahwa tindakan meminta pemberhentian penghitungan suara tersebut sangat konyol.

So ridiculous (sangat konyol),” ujar Greta Thunberg dalam akun Twitternya sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Jumat, 6 November 2020.

Baca Juga: Sempat Tunjukkan Tas Branded Saat Kampanye Biokot Produk Prancis, Arie Untung: Barang Enggak Dibakar

Greta Thunberg menilai bahwa perilaku konyol Trump tersebut adalah karena ketidakmampuan mengelola amarah.

Donald must work on his Anger Management problem, (Donald harus kerja di bawah masalah pengelolaan amarah),” kata Greta Thunberg.

Oleh sebab itu, Greta Thunberg menyarankan Donald Trump untuk tenang dan pergi menonton film-film lama bersama teman-temannya.

Then go to old fashioned movie with a  friend! Chill Donald, Chill, (lalu pergilah nonton film jadul dengan teman! Tenang Donald, tenang,” katanya.

Baca Juga: Bintang Emon Unggah Foto Undangan Berinisial B dan E, Warganet Bertanya-tanya: Bintang dan Emon?

Selain marah-marah, Trump juga diberitakan secara terbuka meragukan strategi hukum yang dia instruksikan untuk kepentingan hasil pilpres AS.

Atas dasar itu, Donald Trump menginstruksikan para stafnya untuk mulai mengajukan gugatan hukum setelah Joe Biden, memenangi negara bagian Arizona.

Para staf Trump itu, menurut salah satu sumber, menghabiskan waktu sepanjang Rabu 5 November lalu untuk menyusun strategi hukum yang setengah matang, yang bertujuan untuk memberikan lebih banyak waktu saat suara masih dihitung di negara bagian krusial seperti Arizona.

Baca Juga: Kantongi Izin dari Dispaekraf, CGV dan Cinnepolis Naikkan Kapasitas Pengunjung Jadi 50 Persen

Sementara itu, puluhan pendukung Donald Trump mendatangi pusat penghitungan suara di Detroit, Michigan dan meminta proses penghitungan dihentikan.

Aksi ini dilakukan di tengah kemarahan dan rasa frustrasi para pendukung Trump atas hasil pilpres AS yang masih menggantung.

Perolehan suara populer calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden telah mengalahkan rekor perolehan suara populer yang pernah diraih Barack Obama saat memenangkan pilpres Amerika Serikat. Begini rinciannya.

Baca Juga: Sindir Donald Trump yang Akan Tempuh Jalur Hukum, Keponakan: Beginilah Jika Seorang Pecundang Kalah

Menurut informasi dari RRI, perolehan suara Biden saat ini 72.062.571 suara (50.4 peresen). Sedangkan Trump meraup 68.595.647 (48 persen).

Angka tersebut tentunya masih akan terus bertambah mengingat penghitungan suara masih berlangsung di sejumlah negara bagian.

Jika bandingkan dengan perolehan suara Trump saat memenangkan pilpres AS 2016, angka ini jauh lebih tinggi.

Baca Juga: Harga Kebutuhan Pokok Jawa Barat Jelang Akhir Pekan Cenderung Stabil, Tak Terpengaruhi Kabar Resesi

Dilansir dari New York Times, saat itu Trump meraih 62.985.106 suara (45.9 persen).

Pesaing Trump, Hillary Clinton meraup 65.853.625 suara (48,0 persen). Trump tetap menang karena unggul dalam jumlah electoral votes.***

Editor: Puji Fauziah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x