Keluar dari Predikat Sungai Terkotor, 8 Fakta Tersembunyi Sungai Citarum Ini Akan Bukakan Mata Anda

21 Januari 2021, 08:01 WIB
Anak-Anak bermain di Sungai Citarum. /Instagram/@ridwankamil

PR BEKASI - Sungai Citarum di Jawa Barat kini resmi keluar dari predikat sungai cemar ringan di akhir tahin 2020 padahal di 2018 masih berkategori cemar berat.

Sungai Citarummerupakan sungai terpanjang dan terbesar yang ada di Provinsi Jawa Barat. Bagi masyarakat Jabar, sungai Citarum memiliki nilai sejarah, ekonomi, dan sosial yang sangat penting.
 
Belakangan, Sungai Citarum yang bermuara di ujung Karawang ini memang tengah gencar-gencarnya dipulihkan keadaan lingkungannya oleh pemerintah.

Baca Juga: Diam-diam Dubai Berubah Pasca-Normalisasi dengan Israel, 'Wisata Seks' Merebak Seperti Las Vegas

Tentunya melalui program yang diberi nama #CitarumHarum, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari unggahan Instagram @jabarquickresponse Kamis, 21 Januari 2021.
 
Namun, ada fakta-fakta menarik yang melekat pada Sungai satu ini, berikut di antaranya:
 
1. Merupakan Titik Awal Peradaban Sunda

Citarum sendiri sangat erat kaitannya dengan Kerajaan Taruma.

Komplek bangunan kuno dari abad keempat, seperti di Situs Batujaya dan Situs Cibuaya juga menunjukkan pernah adanya aktivitas permukiman di bagian hilir.

Situs Batujaya ini secara administratif terletak di dua wilayah desa, yakni Desa Segaran, Kecamatan Batujaya dan Desa Talagajaya, Kecamatan Pakisjaya di Kabupaten Karawang.

Sisa-sisa dari kebudayaan pra-Hindu dari abad kesatu Masehi juga ditemukan di bagian hilir sungai ini.

Baca Juga: 50.000 Warga Kunjungi UEA Usai Normalisasi, Turis Israel Selundupkan Narkoba Hingga Langgar Prokes

2. Menjadi Pembatas antara Dua Kerajaan

Sejak runtuhnya Kerajaan Taruma, Citarum menjadi pembatas alami dari Kerajaan Sunda dan juga Kerajaan Galuh.

Kedua kerajaan ini merupakan dua kerajaan kembar pecahan dari Kerajaan Taruma, sebelum akhirnya bersatu kembali dengan nama Kerajaan Sunda.
 
3. Pemanfaatan di era Modern

Dengan melimpahnya debit air dari sungai yang dianggap berawal dari lereng Gunung Wayang, di tenggara Kota Bandung ini maka dibangun tiga waduk (Danau buatan) sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

Waduk tersebut antara lain adalah PLTA Saguling yang terletak di Kabupaten Bandung Barat dengan berada di ketinggian 634 Mdpl sehingga menjadikan udara di sekitar PLTA ini terasa sejuk.

Baca Juga: Singgung Orang-orang yang Berfoto 'Party' Bebal, Zubairi Djoerban: Apakah Anda Tidak Khawatir? 

Kedua, PLTA Cirata yang terletak di tiga wilayah Kabupaten, yakni Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Bandung Barat.

Terakhir ada PLTA Ir. H. Djuanda atau dikenal dengan PLTA Jatiluhur yang terletak di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta.

Waduk ini merupakan waduk terbesar yang ada di Indonesia yang mulai dibangun sejak tahun 1957.
 
4. Rusak Karena Pencemaran Industri

Dilansir dari situs Citarum.org bahwa sungai ini kondisinya sangat mengkhawatirkan.

Sejak tahun 2016 silam, Sungai Citarum mulai mengalami penurunan dalam memenuhi daya pasok air. Sungai ini pun selalu saja mengalami banjir saat musim hujan serta kekeringan juga terjadi saat musim kemarau.

Kondisi dari Daerah Aliran Sungai (DAS) yang kritis, terutama di bagian hulu sungai, telah menurunkan kemampuan daya dukung pasokan air.

Baca Juga: Tak Hanya di Bekasi, Wali Kota Probolinggo Izinkan Warga Gunakan Mobil Dinas untuk Akad Nikah

5. Dikelilingi hingga 500 Pabrik

Citarum.org pun mencatat bahwa terdapat sekitar 500 pabrik yang berdiri di sekitar aliran Sungai Citarum. Tak jarang, pabrik-pabrik tersebut dahulu langsung melakukan pembuangan limbahnya ke Sungai Citarum.
 
6. Sebanyak 15 Juta Jiwa bergantung kepada Sungai Citarum

Jumlah keluarga yang mendiami bantaran Sungai Citarum mencapai 15.950.299 jiwa atau 35,8 persen dari total penduduk yang ada di Provinsi Jawa Barat (44.548.431 jiwa).

Citarum.org mengungkapkan terkait data tersebut jumlahnya bisa semakin meningkat.

Baca Juga: Liga 1 Resmi Dibatalkan, Persib Ingin Kompetisi Sepakbola di Tanah Air Lakukan Pembenahan

7. Keseriusan Pemerintah

Sejak tahun 2018 silam, pemerintah terus berupaya untuk memperbaiki Daerah Aliran Sungai (DAS) di titik-titik yang dianggap memiliki tingkat pencemaran yang tinggi di Sungai Citarum.

Program ini pun diberi nama Citarum Harum. Citarum Harum ini sendiri terlaksana di bawah komando langsung pemerintah pusat.

Sementara itu, hal demikian demi terwujud pelaksanaannya yang lebih terintegrasi dalam rangka mendukung upaya percepatan dan pengendalian air sungai.

Baca Juga: Nindy Ayunda Ajukan Gugatan Cerai, Sebut Tak Berkaitan dengan Kasus Narkoba Suaminya

8. Kualitas Air Sungai Citarum membaik di Tahun 2020

Melalui Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, bahwa kualitas air dari Sungai Citarum membaik dari indeks cemar berat pada tahun 2018 menjadi cemar ringan di 2020.
 
“Akhir 2020 kemarin, kualitas air di Sungai Citarum membaik dari indeks cemar berat di 2018 menjadi cemar ringan di 2020, padahal targetnya cemar sedang,” kata Kang Emil, yang dikutip dari unggahan Twitter miliknya.
 
Hal ini tentunya menjadi berita baik di awal tahun 2021, karena sebelumnya sungai Citarum sempat viral sebagai sungai terkotor di dunia.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Jabar Quick Response

Tags

Terkini

Terpopuler