Petani Minta Batalkan Rencana Impor Beras, Ridwan Kamil: Jabar Surplus Beras 320 Ribu Ton

17 Maret 2021, 20:29 WIB
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil sampaikan aspirasi petani yang menolak impor beras. /Dok. Humas Pemprov Jabar.

PR BEKASI – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku mendapatkan aspirasi dari petani Jabar terkait rencana pemerintah impor beras.

Ridwan Kamil menyampaikan bahwa para petani Jabar meminta rencana impor beras tersebut untuk ditunda atau dibatalkan.

"Petani Jawa Barat via zoom menyampaikan aspirasi agar rencana impor beras untuk ditunda atau dibatalkan," kata Ridwan Kamil.

Ridwan Kamil menyampaikan bahwa Jawa Barat mengalami surplus beras.

Baca Juga: Berangkat Kerja Naik Ratangga, Anies Baswedan Tanyakan Jajanan Enak di Sekitar Stasiun Dukuh Atas

Baca Juga: Sambut Kapal Selam Baru RI Alugoro-405, Prabowo Subianto: Bukan Ingin Gagah-Gagahan

Baca Juga: 3.500 Pegawai Ikut Program Vaksinasi BUMN, Bank BTN Berkomitmen Putus Mata Rantai Covid-19

"Karena sampai April 2021, Jawa Barat surplus beras 320 ribu ton dan sebentar lagi mau panen raya yang berlimpah," ujar Ridwan Kamil sebagaiamana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Instagram @ridwankamil, Rabu, 17 Maret 2021.

Oleh karena itu daripada impor, sebaiknya beli saja beras hasil petani Jawa Barat. Impor beras pun dikhawatirkan menjatuhkan harga beras lokal dari petani.

Selain itu, kehadiran beras impor bisa menyebabkan hasil panen lokal tidak bisa diserap oleh pasar.

"Jika dibanjiri beras impor, maka harga beras petani lokal akan jatuh dan nanti tidak bisa diserap pasar," kata Ridwan Kamil.

Ridwan Kamil pun berjanji akan menyampaikan aspirasi dari petani lokal Jabar ini ke pemerintah pusat dan Bulog.

Baca Juga: Dukung Gerakan Bersepeda, PT MRT Jakarta Siapkan Aturan Sepeda Non Lipat Masuk MRT

"Aspirasi ini segera kami sampaikan ke pemerintah pusat dan Bulog selaku penanggung jawab impor beras," kata Ridwan Kamil.

Ridwan Kamil pun mengajak seluruh pihak untuk membeli produk-produk lokal.

"Mari selalu bersemangat untuk swasembada dan membeli produk-produk pangan lokal," tutur Ridwan Kamil.

Salah satu program mendukung produk lokal yang telah berjalan di jabar adalah giat belanja di borondong.id.

Borodong.id adalah marketplace kudus produk-produk UMKM yang bisa dibeli oleh para Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Jabar.

Ridwan Kamil menyebut tindakan para PNS untuk membeli produk di borondong.id sebagai banan bela negara dan memulihkan ekonomi seperti sedia kala.

Baca Juga: Sering Sampaikan Kata Pisah Saat Bertengkar, Nindy Ayunda: Lebih Sabar Aku, Mending Curhat ke Mama Askara

Sebelumnya Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menegaskan, rencana impor beras tersebut belum pasti berjumlah satu ton.

Sebab, jelasnya, kebutuhan impor beras harus merujuk pada dinamika stok dan harga di dalam negeri.

"Pokoknya saya ingatkan, ini adalah mekanisme pemerintah, bukan berarti kita menyetujui suatu jumlah untuk impor serta merta itu diharuskan impor segitu. Tidak," ujar Lutfi dalam konferensi pers secara virtual, Senin, 15 Maret 2021.

Lutfi mengatakan rencana ini impor beras sebenarnya untuk menambah stok beras Bulog atau lebih dikenal Iron Stok.

Dengan begitu, lanjutnya, ketika stok menipis dan harga beras tinggi, Bulog telah memiliki cadangan beras.

Kendati begitu, banyak kritikan dari sejumlah pihak terkait rencana impor beras ini, di antaranya dari Mantan Menteri Keluatan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dan Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (DPN HKTI) Fadli Zon.

Kedua berpendapat bahwa impor tidak perlu dilakukan mengingat sejumlah daerah masih akan menghasilkan panen yang melimpah.

Hasil panen itu disebut cukup menjaga stok beras dalam negeri.

Oleh karena itu tidak menutup kemungkinan bahwa rencana impor beras 1 juta ton ini akan ditunda karena belum bersifat final.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Instagram @ridwankamil

Tags

Terkini

Terpopuler