Temui Para Korban yang Diperkosa Guru di Pesantren, Atalia Lakukan 4 Hal ini Sebagai Bentuk Perlindungan

9 Desember 2021, 08:00 WIB
Keterangan Atalia Praratya terkait kasus pemerkosaan yang dilakukan seorang guru pesantren di Bandung pada besalan korbannya. /Instagram/@ataliapr/

PR BEKASI - Istri Gubernur Jawa Barat, Atalia Praratya telah bertemu dengan para korban yang diperkosa salah seorang guru pesantren di Bandung.

Atalia yang merupakan Bunda Forum Anak Daerah (FAD) Jawa Barat menemui para korban secara langsung pada bulan Juni 2021 lalu.

Di dalam unggahan akun Instagram pribadinya, ia mengaku sangat sedih atas apa yang telah menimpa belasan santriwati tersebut.

Baca Juga: Ralf Rangnick Pimpin Manchester United, Rio Ferdinand Akui Perubahan Tengah Dibutuhkan Squad Red Devil's

"Awal juni lalu saat kami berinteraksi langsung dengan para korban, hati rasanya teriris-iris," tulis Atalia sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari akun Instagram-nya @ataliapr pada Kamis, 9 Desember 2021.

Saat menemui para korban, Atalia menuturkan jika mereka terlihat masih polos, bahkan beberapa belum paham atas apa yang telah dilakukan oleh gurunya tersebut.

"Mereka begitu polos, bahkan beberapa belum paham bahwa mereka adalah korban tindakan bejad tidak bermoral dari gurunya sendiri," lanjutnya.

Baca Juga: Artis Berinisial JS Dibekuk Polisi Lantaran Terjerat Kasus Narkoba

Bicara perihal nasib santriwati tersebut, dalam unggahan terbarunya itu Atalia meminta empat hal ini sebagai bentuk perlindungan untuk para korban, yaitu:

1. Hukuman untuk pelaku harus setimpal;

2. Menyelamatkan masa depan para korban;

Baca Juga: So Yoo Jin Bantah Isu Soal Usia dan Harga Rumahnya, Beri Klarifikasi Melalui Unggahan di Instagram

3. Memastikan hal serupa tidak terjadi lagi;

4. Tidak menyebarkan informasi yang menyudutkan para korban.

Baca Juga: Viral Video Anggota TNI AU Usir Ibu Mertua dari Rumah Dinas

Selain itu, menurut penuturan Atalia, sebagai bentuk perlindungan bagi para korban dan juga sebagai upaya untuk menghindari stigma negatif dari masyarakat, Polda Jawa Barat memutuskan untuk tidak merilis kasus tersebut ke media.

Sementara untuk para korban sendiri saat ini diketahui telah kembali kepada keluarganya masing-masing dengan terus mendapatkan pantauan dari tim trauma healing.***

Editor: Asytari Fauziah

Tags

Terkini

Terpopuler