Bandung Tegas Soal Penggunaan Asbes, Lion Indonesia Undang APHEDA Australia Beri Penghargaan

7 Februari 2020, 14:45 WIB
KOTA Bandung mendapatkan penghargaan dari LION-Apheda Australia.* /Dok. Lion Grup/

PIKIRAN RAKYAT - Bersamaan dengan oligarki politik meresmikan Undang-undang kerjasama Ekonomi Indonesia-Australia di gedung parlemen, Jakarta, ada hal berbeda dilakukan Local Initiative for OSH Network (Lion) Indonesia, sebuah lembaga non pemerintahan (NGO) bentukan serikat buruh dari Australia, APHEDA, di Bandung.

Lion Indonesia yang telah 12 tahun memperjuangkan pengentasan asbestos di Indonesia mengundang mitranya, APHEDA-Australia, untuk memberi penghargaan kota anti asbes untuk Kota Bandung.

Penghargaan untuk kota Bandung tersebut dipromosikan Lion Indonesia karena Bandung telah mengeluarkan Peraturan Daerah Bangunan Gedung No. 18 Tahun 2018 yang melarang penggunaan asbes dalam setiap proses pembangunan di kota Bandung.

Baca Juga: Premier League Resmi Umumkan Batas Akhir Bursa Transfer Musim Panas 2020/2021 

Direktur Lion Indonesia, Firman Budiawan mengatakan Bandung sebagai kota pertama di Indonesia yang telah tegas melarang penggunaan asbes dalam pembangunan gedung di wilayahnya patut menjadi contoh bagi kota-kota lain di Indonesia.

Karena itulah, Firman meminta mitra lembaganya yaitu APHEDA untuk turut serta memberi penghargaan kepada kota Bandung.

“Sejak tahun 2017 Lion terus melobby Pemerintah Kota Bandung untuk mengeluarkan aturan Bandung bebas asbes. Tahun 2018, ada tanda-tanda positif dalam pembahasan perda dan di akhir tahun benar-benar di ketok palu,” kata Firman.

Baca Juga: MS Siswa SMP yang Jadi Korban Bullying Trending Di Twitter, Muncul Petisi Tuntut Keadilan 

“Kami merasa perlu memberi penghargaan bagi Bandung sebagai pioneer, Ini landmark untuk gerakan pelarangan asbes secara luas di Indonesia,” katanya menambahkan.

Selain itu juga Firman menjelaskan, diundangnya APHEDA-Australi ke Bandung karena lembaga tersebut memiliki pola gerakan yang sama dengan Lion.

APHEDA, menurut penjelasannya, dibentuk oleh serikat-serikat buruh di Australia dan memiliki komitmen kuat dalam isu pelarangan asbes.

Lebih jauh, APHEDA juga menjadi bagian dari ASEA (Asbestos Safety and Eradication Agency) yang melakukan advokasi anti asbes di banyak negara di Asia dan Australia.

Baca Juga: Belum Ada Kepastian Soal Duo Penyerang, Muncul Rumor Bruno Matos Hingga Ilja Spasojevic 

“APHEDA ini sudah lama menjadi mitra Lion karena kesamaan isu advokasi. Australia sendiri adalah negara yang mengenalkan asbes di Indonesia lewat perusahaan James Hardie yang tahun 1970an diresmikan Soeharto,” ucap Firman.

“Kini James Hardie sudah berubah nama menjadi Bakrie Building setelah sahamnya dibeli oleh Bakrie Group. James Hardie sendiri di Australia dan negara lain menghadapi tuntutan ganti rugi dari para korban asbes,” katanya menjelasnya.

Sementatara itu, menurut Firman, Jawa Barat merupakan wilayah yang sentral dalam isu Asbestos.

Dia menjelaskan, mayoritas industri pengolahan asbestos Indonesia berada di Jawa Barat. Selain itu di Jawa Barat juga ditemukan dan telah diakui adanya 12 korban penyakit akibat asbes yang semuanya berasal dari industri pengolahan asbes.

Baca Juga: Pecahkan Rekor, Pesawat NASA Menjadi yang Pertama Terbang Dekat Matahari

Atas dasar tersebut, kini Kota Bandung adalah kota pertama yang mendeklarasikan perlawanannya terhadap asbestos.

“Jawa Barat ini menarik, ada industri atap asbes, spare part otomotif, dan pakaian pelindung kebakaran yang menggunakan serat asbes di Jawa Barat, mulai dari Bekasi, Cibinong, Karawang, dan lainnya,” ucapnya.

“Ada korban yang sudah diakui Kemnaker dan memperoleh kompensasi BPJS juga berasal dari wilayah Jawa Barat. Nah sekarang Kota Bandung menjadi kota pertama pelarang asbes. Ini yang membuat penghargaan ini menjadi sangat berarti, bagi Jawa Barat secara keseluruhan,” katanya memaparkan.

Baca Juga: BPS Optimalkan Sosialisasi Agar Masyarakat Berperan Aktif Dalam Sensus Penduduk 2020 

Sependapat dengan Firman, Mochammad Darisman sebagai inisiator awal gerakan pelarangan asbes di Indonesia menjelaskan, Indonesia adalah negara konsumen asbes terbesar ketiga di dunia.

Uniknya, menurut pria yang memegang lisensi audit Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Amerika dan Australia ini, Indonesia bukan seperti Tiongkok, Rusia, Kanada, Brazil, bahkan Australia yang memiliki ladang asbes.

Konsumsi asbes Indonesia seluruhnya berasal dari impor tapi tidak ada satupun laporan penyakit akibat asbes hingga tahun 2017 yang lalu.***

Editor: M Bayu Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler