BPBD Jabar Beri Kewaspadaan Ekstra terhadap Beberapa Wilayah yang Berpotensi Terdampak La Nina

13 Oktober 2020, 18:36 WIB
Kepala Pelaksana Harian BPBD Jabar, Dani Ramdan.* /Humas Pemprov Jabar/ /

PR BEKASI - Beberapa daerah di Provinsi Jawa Barat (Jabar) mendapatkan kewaspadaan ekstra terkait dengan ancaman bencana alam karena puncak fenomena La Nina di Indonesia.

Oleh karena itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar telah menandai beberapa kota/kabupaten yang berpotensi terkena dampak La Nina.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs berita Antara, hal ini diungkapkan oleh Kepala Pelaksana Harian BPBD Jawa Barat Dani Ramdan di Bandung, Selasa, 13 Oktober 2020.

Baca Juga: Sampaikan Komitmen terkait UU Ciptaker, Waketu DPR: Saya Pertanggung Jawabkan di Hadapan Allah SWT

Dirinya mengatakan, wilayah yang menjadi perhatian terkait kewaspadaan La Nina terdiri dari Bogor, Sukabumi, kemudian merambat ke selatan Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Pangandaran.

"Kemudian di utara itu Karawang, Kabupaten Subang karena punya muara Sungai Citarum, termasuk Bekasi dengan potensi sungai Bekasi akan berdampak juga. Lalu wilayah Bandung Raya khususnya Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bandung dan Kota Bandung," katanya.

Dani mengatakan untuk kota/kabupaten yang memiliki kerawanan yang tinggi, pihaknya siapkan mitigasi dan logistik.

Baca Juga: Sang Adik Terjerat Kasus Narkoba, Pasha Ungu: Masalah Keluarga, Masalah Kami Semua, Harus Menguatkan

"Jadi kalau untuk logistik sudah kita rutin ya dalam setahun itu dua sampai tiga kali kita perkuat kota kabupaten," katanya.

Selain logistik, lanjut Dani, edukasi kebencanaan melalui mitigasi bencana dilakukan dan hal itu tentunya dengan menggaet pemerintah kabupaten terkait dan juga relawan.

"Provinsi Jawa Barat itu luasnya sama dengan Jawa Timur tapi kota kabupaten yang jauh lebih sedikit jadi memang kalau hanya mengandalkan BPBD tidak terkaver," katanya.

Baca Juga: Lowongan Kerja Oktober 2020: PT Yakult Indonesia Buka Kesempatan 18 Posisi dari SMA Hingga S1

Oleh karena itu, pihaknya memiliki Program Desa Tangguh Bencana di mana setiap desa itu diberikan pelatihan oleh BPBD Provinsi Jabar.

"Selain perangkat desa juga Relawan Tangguh Bencana demikian juga Tagana punya relawan ada Kampung Siaga Bencana nah polanya berjenjang," katanya.

Dani mengatakan BMKG memprakirakan Indonesia pada umumnya masuk dalam fenomena La Nina dan sebagian akan mulai masuk musim hujan Oktober-November ini kemudian nanti puncaknya Januari Februari lalu mulai turunnya diantara Maret-April 2020.

Baca Juga: Dinobatkan Jadi Perempuan yang Paling Dikagumi di Indonesia, Berikut Sekilas Profil Najwa Shihab

"La Nina ini fenomenanya adalah intensitas hujannya tinggi jadi nanti akhir tahun sampai Januari, Februari akan sangat lebat hujan dan biasanya kalau di kita hujan lebat itu berimplikasi pada longsor dan banjir atau bencana hidrometeorologi," ujar Dani.

Pihaknya mengakui dengan adanya La Nina potensi kebencanaan memang lebih tinggi daripada tahun lalu.

"Namun ya mudah-mudahan dengan kewaspadaan yang meningkat ini, sisi dampak bisa kita kurangi karena kan sebenarnya dampak dari suatu bencana itu bukan hanya potensi tapi yang paling penting adalah kesiapan kita menghadapi. Kalau mitigasi bisa kita lakukan dari sekarang mungkin dampak bisa kita eliminir," ujar Dani.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler