PR BEKASI - Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) 2020 di wilayah Kabupaten Bogor mengalami kendala anggaran karena harus digelar di tengah pandemi Covid-19.
Bupati Bogor Ade Yasin mengatakan, pilkades kali ini membutuhkan anggaran lebih dari biasanya.
Ia mengaku, imbas pembatasan dan penegakan protokol kesehatan Covid-19 mengharuskan pihaknya menambah tempat pemungutan suara (TPS).
Baca Juga: Komisi VI DPR RI Usulkan Hal Ini Agar Harga Vaksin Covid-19 Tidak Jadi Beban Masyarakat
"Artinya, ada pembatasan jadi harus ada penambahan TPS (tempat pemilihan suara). Tapi anggaran yang kita siapkan untuk menggelar pilkades seperti tidak ada pandemi," katanya di Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Minggu, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Antara.
Menurutnya, pada pilkades yang digelar 20 Desember 2020 itu, TPS disebar ke beberapa titik di setiap desa, berbeda dengan kondisi sebelumnya yang hanya satu TPS setiap desa.
"Untuk menghindari kerumunan. Paling banyak 500 orang per TPS. Jadi harus dibagi ke beberapa titik di setiap desanya. Karena seperti di Desa Bojonggede itu 32.250 orang yang masuk daftar pemilih," kata Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Bogor itu.
Baca Juga: Ayo Manfaatkan Stimulus Pajak yang Akan Berakhir Bulan Ini, Simak Insentifnya Apa Saja
Kebijakan penerapan protokol kesehatan secara ketat saat pilkades itu dikeluarkan setelah Ade Yasin mengikuti rapat koordinasi dalam persiapan Pilkades Serentak 2020 bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri).