Minta HRS Ajarkan Revolusi Akhlak ke Prabowo, Arief Poyuono: Agar Sadar dan Mundur Dari Kabinet

3 Desember 2020, 19:43 WIB
Mantan Waketum Partai Gerindra, Arief Poyuono. /ANTARA/Pamela Sakina/ANTARA

PR BEKASI - Mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono menyarankan Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab untuk mengajarkan revolusi akhlak kepada Partai Gerindra, terutama kepada Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Arief Poyuono mengatakan, Prabowo Subianto tidak tahu malu karena masih ada di dalam kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Padahal, anak buahnya sekaligus tangan kanannya, yakni mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo telah mengaku terlibat dalam kasus korupsi perizinan ekspor benih lobster.

Baca Juga: FPI Hadang Polisi yang Kirimkan Surat Panggilan HRS, Lemhamnas: Polri Tak Boleh Kalah Hadapi Ormas

"Nah revolusi akhlak itu penting bagi Gerindra sekarang, terutama bagi Prabowo. Habib Rizieq ini harus mengajarkan revolusi akhlak kepada Gerindra dan juga kepada Prabowo, agar tahu malu untuk mundur dari pemerintahan Jokowi," kata Arief Poyuono, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube Agama Akal TV, Kamis, 3 Desember 2020.

Menurutnya, jika Prabowo Subianto tetap memilih bertahan di dalam kabinet, Arief Poyuono menilai  Prabowo Subianto sudah tak berakhlak.

"Loh apa masih punya akhlak kalau gak mundur?
Sudah dikasih pemerintahan dan kekuasaan oleh Pak Jokowi. Karena Pak Jokowi memandang bahwa kita perlu persatuan untuk membangun," kata Arief Poyuono.

Menurutnya, Prabowo Subianto telah melanggar janjinya sebagai bawahan dari pemerintahan Jokowi yang antikorupsi.

Baca Juga: 4 Cara Jaga Keutuhan NKRI, Musni Umar: Para Elite Bangsa Harus Bersatu Lawan Separatisme Papua

"Sudah diberi kesempatan, awalnya sudah diingatkan oleh Pak Jokowi di awal rapat kabinet pembentukan Kabinet Indonesia Maju, jangan korupsi. Prabowo menanggapi bahwa dia senang, karena pemerintahan Jokowi antikorupsi. Dia berjanji akan memegang teguh dan dia sebagai seorang bawahan akan setia mengikuti perintah Jokowi," tutur Arief Poyuono.

Lalu, Arief Poyuono pun menyarakan agar Habib Rizieq terlebih dulu mengajarkan akhlak kepada Prabowo Subianto, bukan kepada Jokowi.

"Makanya saya sarankan Pak Habib Rizieq mengajarkan kepada Pak Prabowo tentang akhlak. Jangan ke Pak Jokowi dulu, karena Pak Jokowi punya akhlak yang lebih bagus," ujar Arief Poyuono.

Menurutnya, akhlak Jokowi terbukti lebih bagus jika dibandingkan dengan akhlak Prabowo Subianto.

Baca Juga: Indonesia dalam Kondisi Krisis, Jokowi: Buang Jauh Ego Sektoral, Jangan Berlindung di Balik Otoritas

Hal itu terlihat dari sikap Jokowi yang pada dasarnya adalah lawan Prabowo Subianto, tapi mau memanusiakan Prabowo Subianto dengan mengajaknya masuk ke dalam pemerintahannya.

"Akhlaknya Pak Jokowi itu akhlak yang baik. Akhlak sebagai seorang gembala, tanpa pamrih dia bekerja, mampu mengajak lawannya dan memanusiakan lawannya. Kurang apa? Apakah sekarang dengan terus ada di kabinet dinamakan punya akhlak, malu dong," kata Arief Poyuono.

Lebih lanjut, Arief Poyuono menyinggung jika Prabowo Subianto masih mengajukan kadernya menjadi pengganti Edhy Prabowo, itu artinya dia tidak berakhlak.

"Kalau sekarang (Prabowo) masih ajukan kadernya untuk ganti Edhy, itu namanya gak punya akhlak. Jadi benar kata Pak Habib Rizieq harus direvolusi akhlaknya ini, sesuai agamanya masing-masing," kata Arief Poyuono.

Baca Juga: Geledah Rumah Dinas Edhy Prabowo, KPK Temukan Uang Rp4 Miliar

Arief Poyuono pun menilai bahwa revolusi akhlak yang diserukan oleh Habib Rizieq bagus untuk kemajuan bangsa Indonesia.

"Revolusi akhlak ini sebenarnya bagus kok untuk merevolusi akhlak. Kalau tak ada akhlak bagus, kita akan jadi 'bangsat', bangsa yang tersesat. Supaya tidak tersesat, harus punya mental yang tidak korup bagi pejabat, mental melayani, terus punya akhlak yang baik," kata Arief Poyuono.

Sementara itu, sejak tertangkapnya Edhy Prabowo oleh KPK, Partai Gerindra telah menyampaikan permintaan maafnya dan meminta agar penyelidikan kasus tersebut dilakukan secara transparan.***

Editor: M Bayu Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler