Mengejutkan! Anggota Muda Teroris JI Ini Mengaku Dikirim ke Suriah untuk Jaga RS dan Perbatasan

28 Desember 2020, 20:09 WIB
Ilustrasi Jaringan Teroris.* /PIXABAY

PR BEKASI – Densus 88 Anti Teror Polri berhasil membongkar sasana atau pusat latihan Jaringan Teroris Jamaah Islamiyah (JI) di sejumlah lokasi salah satunya terletak di Desa Gintungan, Bandungan, Semarang, Jawa Tengah.

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Argo Yuwono mengatakan, di lokasi tersebut menjadi tempat pelatihan para generasi muda JI.

Mereka dilatih bergaya militer dengan tujuan untuk membentuk pasukan sesuai dengan program yang dibuat oleh pemimpin jaringan ini.

Baca Juga: Terbongkar! Sebelum Dikirim ke Suriah, Generasi Muda Teroris JI Dilatih Bergaya Militer di Semarang

Salah satu anggota muda Jemaah Islamiyah (JI) bernama Ahmad Hafidz mengaku bahwa ia masuk pada tahun 2013 ke dalam sasana tersebut.

Ia langsung mengikuti pelatihan bela diri wushu serta materi tambahan seperti lempar pisau, lempar bintang sampai penggunaan samurai.

Ahmad Hafidz mengaku bahwa ia menjadi salah satu anggota yang dikirim ke Suriah.

Baca Juga: Hore, Kabar Baik untuk PNS, Tahun Depan THR dan Gaji 13 Dipastikan Dibayar Utuh Tanpa Potongan

Ia menceritakan selama berada di sana dirinya mendapat latihan dasar kemiliteran sampai 1 bulan dan mendapat pembelajaran agama.

Lebih lanjut, ia juga diminta untuk memperbantukan menjaga rumah sakit serta wilayah perbatasan. Di sana ia bergabung dengan kelompok Ja’bah Mitroh.

“Saya mendapat pelatihan militer di sana dan juga belajar agama. Lalu ditugaskan di beberapa tempat seperti rumah sakit dan menjaga perbatasan,” kata Ahmad Haridz, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari PMJ News, pada Senin, 28 Desember 2020.

Baca Juga: JK Sebut APBN Indonesia Bisa Ludes karena Utang, Rocky Gerung: Istana Kok Begitu Aja Gak Paham

Namun, Ahmad Hafidz berhasil ditangkap Tim Densus 88 Anti Teror Polri dan telah dinyatakan bersalah dengan vonis hukuman 5 tahun penjara. 

Seperti diberitakan sebelumnya, pelatih kepala sasana atau pusat pelatihan jaringan teroris Jemaah Islamiyah (JI) Joko Priyono alias Karso mengaku diamanahkan oleh pimpinannya untuk merekrut santri dengan IQ terbaik dari beberapa pondok pesantren (ponpes).

Ia menyebutkan bahwa pimpinan JI para Wijayanto menyuruhnya untuk melatih anggota muda generasi JI.

Baca Juga: Viral! Dosen Harvard Sebut Minyak Kelapa Layaknya Racun, Guru Besar IPB Beri Jawaban Menohok

“Kita rekrut dari beberapa pondok yang agamanya bagus dan pintar. Targetnya ranking 1-10 di pondok pesantrennya. Karena Mumin (Keagamaannya Bagus) kan lebih mudah dicintai," tuturnya.

Dalam perjalanannya, menurut Karso ada juga anak-anak dengan nilai kelulusan di ranking 20-10 di ponpesnya. 

Hal tersebut tidak terlalu dipermasalahkan oleh kelompoknya. Yang terpenting, anak-anak generasi muda ini mau melaksanakan pelatihan dan ajaran-ajaran yang telah disiapkan oleh kelompok tersebut. 

Baca Juga: Khawatir dengan Varian Baru Covid-19, Indonesia Tutup Pintu Bagi WNA per 1 hingga 14 Januari 2021

“Dari lulusan beberapa pondok ini tujuan kita ingin membentuk kepemimpinan masa depan yang memahami realita jihad,” ujar Karso. 

Teroris Karso ini ditangkap pada 2019 lalu dan telah berstatus narapidana dengan masa hukuman 3,8 tahun penjara.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: PMJ News

Tags

Terkini

Terpopuler