Agar Mudah Didoktrin, Kelompok Teroris JI Incar Santri Ranking 1-10 di Pondok Pesantrennya

28 Desember 2020, 20:16 WIB
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono beri keterangan perekrutan generasi muda JI. /Dok. PMJ News

PR BEKASI – Kelompok teroris jaringan Jamaah Islamiyah (JI) mengincar santri-santri dengan IQ cerdas dan rangking 1-10 di Pondok Pesantrennya untuk direkrut menjadi generasi muda JI. 

Hal tersebut terbongkar setelah, Densus 88 Anti Teror Polri menemukan pusat pelatihan (sasana) jaringan teroris kelompok Islamiyah (JI) di Desa Gintungan, Bandungan, Semarang, Jawa Tengah. 

Pusat pelatihan tersebut merupakan salah satu dari 12 tempat latihan jaringan teroris JI. 

Baca Juga: Mengejutkan! Anggota Muda Teroris JI Ini Mengaku Dikirim ke Suriah untuk Jaga RS dan Perbatasan

Kelompok ini melakukan perekrutan generasi muda JI sejak 2011 hingga 2018 dengan 7 angkatan dan total anggota sebanyak 96 orang.

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Argo Yuwono menjelaskan teroris JI tidak sembarang merekrut anggotanya. 

Pimpinan jaringan ini meminta anggotanya untuk merekrut anak-anak santri dengan IQ cerdas dan rangking 1-10 di Pondok Pesantrennya untuk direkrut menjadi generasi muda JI.

Baca Juga: La Nyalla Geram Dengar Lagu Indonesia Raya Dilecehkan: Ini Peghinaan terhadap Kehormatan Indonesia

Lanjut, Argo menuturkan bahwa perekrutan anggota JI khusus generasi muda tersebut dilatih bergaya militer sampai upaya penyergapan dan perakitan bom.

“Jadi target pimpinan (JI) ini merekrut anak-anak muda lulusan terbaik dengan ranking 1-10 di beberapa Pondok Pesantren Pulau Jawa dan pulau lainnya,” kata Argo dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dikutip dari PMJ News, Senin, 28 Desember 2020.

“Target itu dilakukan, agar generasi muda ini semakin mudah untuk memahami apa yang didoktrin oleh pemimpinnya,” katanya

Baca Juga: Terbongkar! Sebelum Dikirim ke Suriah, Generasi Muda Teroris JI Dilatih Bergaya Militer di Semarang

Hal tersebut juga dibenarkan oleh pelatih kepala Sasana JI di Semarang, Joko Priyono alias Karso. 

Karso mengaku diamanahkan oleh pemimpinnya untuk merekrut santri dengan IQ terbaik dari beberapa pondok pesantren.

“Saya diamanahkan oleh pimpinan kami Para Wijayanto untuk melatih anggota muda generasi kita (JI). Kita rekrut dari beberapa pondok yang agamanya bagus dan pintar,” kata Karso. 

Baca Juga: Hore, Kabar Baik untuk PNS, Tahun Depan THR dan Gaji 13 Dipastikan Dibayar Utuh Tanpa Potongan

“Targetnya ranking 1-10 di pondok pesantrennya. Karena Mumin (Keagamaannya Bagus) kan lebih mudah dicintai," katanya. 

Menurut Karso, pelatihan dasar awal bela diri membentuk anggotanya sekelas atlet selama 6 bulan, Termasuk juga pandai menggunakan pedang dan samurai.  

Selama pelatihan, dalam 1 bulan di Sasana tersebut membutuhkan dana sekitar 65 juta rupiah. Angka itu untuk membayar biaya bulanan 8 pelatih dan juga biaya untuk makan sehari-hari dan kebutuhan lainnya.

Baca Juga: JK Sebut APBN Indonesia Bisa Ludes karena Utang, Rocky Gerung: Istana Kok Begitu Aja Gak Paham

Lanjut Karso, menjelaskan bahwa dana itu didapatkan dari infaq para anggotanya minimal 100 ribu rupiah. Ia mengatakan di zaman kepemimpinan Para Wijayanto terdapat 6.000 anggota Jamaah Islamiyah.

“Zaman Pak Para ada enam ribu (6.000) anggota kami. Satu anggota infaq 100 ribu. Itu saja bisa 600 juta. Belum lagi sumbangan lainnya, ada donatur yang beri 25 juta sampai 100 juta rupiah,” tutur Karso. 

Karso menjelaskan bahwa dana bulanan kami dari sana dan dana infaq itu juga untuk mengirim anggota ke Suriah. 

Baca Juga: Viral! Dosen Harvard Sebut Minyak Kelapa Layaknya Racun, Guru Besar IPB Beri Jawaban Menohok

"Satu angkatan dibutuhkan dana 300 juta rupiah untuk dirikim ke Suriah. Dan itu selalu ada dananya,” ucap Karso.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: PMJ News

Tags

Terkini

Terpopuler