Zubairi Djoerban Beberkan Cara Kerja dan Teknik Pembuatan Vaksin Pfizer, Lebih Ampuhkah?

3 Januari 2021, 19:59 WIB
Profesor Zubairi Djoerban /Instagram/@ProfesorZubairi

PR BEKASI – Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Pengurus Besar IDI (Satgas Covid-19 PB IDI) Prof. Zubairi Djoerban angkat bicara terkait informasi ratusan orang Israel terinfeksi Covid-19 setelah divaksin Pfizer.

Melalui Twitternya, Zubairi Djoerban menjelaskan terkait informasi tersebut dan bagaimana vaksin Pfizer diproduksi.

"Sebelum riuh. Ada berita yang menyatakan: 240 orang Israel terinfeksi Covid-19 beberapa hari setelah divaksinasi Pfizer. Pertanyaannya, apakah vaksin Pfizer dapat menularkan virus Corona?," kata Zubairi Djoerban, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @ProfesorZubairi, Minggu, 3 Januari 2021.

Baca Juga: Disalahkan karena Dulu Kritik JK dan Kini Risma, Teddy Gusnaidi: Gak Peduli, Gak Ada Urusan

"Tentu tidak. Tak ada kemungkinan seseorang terinfeksi Covid-19 karena disuntik vaksin," sambung Zubairi Djoerban.

Zubairi Djoerban menjelaskan bahwa vaksin Pfizer dibuat dengan teknik mRNA, yakni kandungan kode genetik protein yang melatih sistem imun mengenali virus.

Baca Juga: Kominfo Tegaskan Aplikasi PeduliLindungi Aman Digunakan untuk Program Vaksinasi Covid-19

"Kenapa? Karena vaksin Pfizer bukan dibuat dari virus korona. Mereka pakai teknik mRNA, yaitu kandungan kode genetik protein yang melatih sistem imun tubuh mengenali virus," ucap Zubairi Djoerban.

Lanjutnya, dengan begitu vaksin tersebut akan membuat antibodi apabila sewaktu-waktu ada virus datang.

"Teknik ini juga membentuk antibodi jika sewaktu-waktu virus itu datang menginfeksi. Itu yang saya tahu," tutur Zubairi Djoerban.

Baca Juga: Hampir 20 Tahun Moratorium, Kazakhstan Hapus Hukuman Mati

Untuk diketahui. Proses kekebalan terhadap virus itu baru meningkat sekitar 8-10 hari setelah suntikan pertama. Sekitar 50 persen.

"Itulah mengapa dosis kedua vaksin jadi penting, karena akan memperkuat sistem kekebalan terhadap virus di atas 90 persen. Ini bicara Pfizer ya," ucap Zubairi Djoerban.

Menurut Zubairi Djoerban sebelum 8-10 hari, kekebalan awal dari vaksin Pfizer itu memang belum muncul.

Baca Juga: Distribusikan 3 Juta Vaksin Sinovac ke 34 Provinsi, Bio Farma Pastikan Rantai Dinginnya Terjaga

"Sehingga masih ada kemungkinan terinfeksi. Tapi, setelah 8-10 hari, risiko tertular jadi berkurang. Dan, semakin terproteksi dari virus setelah vaksinasi kedua," tutur Zubairi Djoerban.

Oleh karena itu, meskipun telah divaksin, ia mengingatkan untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.

"Artinya, setelah divaksinasi, seseorang itu tetap saja harus menerapkan prokes yang ketat. Tidak mentang-mentang setelah divaksin bisa melonggarkan masker dan jaga jarak. Jangan bertingkah." Zubairi Djoerban.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Twitter @ProfesorZubairi

Tags

Terkini

Terpopuler